Serupa Ruh

Aku adalah sebagian dahan yang telah memasuki teras rumahmu. Seseorang yang merasa terganggu membuangnya di atas rumput. Tapi aku tumbuh dan berbunga di halamanmu.

Aku juga yang merayap di tembok rumahmu. Memeluk erat dingin di sana. Dan seseorang yang diam-diam menarik dedaun itu dan dengannya mengundang api. Namun besok aku akan meranggas lagi di pikiran mu.

Bau asap bekas pohon yang kau bakar itu akan menempel pada pakaian serta hidungmu yang mungil. Merasuki paru-paru mu yang hangat. Membuat dadamu naik turun tak beratur.

Kau mencariku di segala tanah, segala rasa, tapi, kau kehilangan. Dan aku mendapati dirimu terbangun dalam kata tanya. Berusaha menulis diriku dalam sajak. Menghidupkan lagi bunga-bunga puisi tanpa judul.

Kau terbiasa menciumku di pucuk pohon yang berbunga cerah. Tapi sayang kau tak mudah mengenalku. Tak bisa membaca mencerna bahasa. Atau mengagumi keindahanku meski kau memetik harumnya.

Aku adalah ruh dalam dadamu, juga dalam hijaunya pohon hatimu. Aku serupa hantu yang kau hindari dan mungkin juga kau rindukan. Aku segala yang hidup, kau cintai, namun tak mudah kau lihat bentuknya. Karena aku ruh yang selalu menyanyangimu di saat dunia hilang pergi. Yang akan selalu mengisi halaman buku tua itu. Menjadi deretan Kata-kata kosong.

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan