Cerita Si Ikan

Sepagi ini ikan itu telah menjual dirinya. Suara genit serta paha yang terbuka membuat iri ibu-ibu muda di kompleks. Dan bapak-bapak mudah tergoda, "Ma, pilih yang masih belia, paha putih dan dada montok" bisik seorang bapak dari dalam kamarnya yang lelap.

Si ibu muda yang masih berbau amis dan daster bersisik mendekat. Melongok pada mereka bertubuh bersih dan sintal. Diremasnya beberapa payudara di keranjang, memastikan apa mereka terbuat dari silikon atau daging mentah.

"Ini masih baru, masih perawan, usianya pun cukup belia, cocok buat bapak-bapak dan anak-anak muda", komentar penjual ikan itu, sambil melirik mata merah si ibu yang kurang tidur semalaman karena menyusui.

Bau parfum menyengat yang keluar dari ikan itu mendadak membuat si ibu kaget. Karena baunya sama dengan bau kemeja suaminya. Mata merah itu semakin merah menyalah. Tanpa tawar-menawar ia membelinya.

Sesampainya di dapur, si ibu muda yang berkulit layu dan berwajah asin mendamprat habis si ikan yang berbadan seksi. Dicincangnya badan mulus putih itu hingga tak berbentuk. Masih belum cukup dengan itu, daging segar yang telah berhasil dimutilasi dengan sadis, satu per satu dimasukkan ke panci yang panas. Kluuupppsss.

Jam makan siang pun tiba. Si bapak keluar kamar dengan wajah yang masih mesum; pipi tembem bersemu merah. menatap meja makan dengan nafsuh binalnya. Tubuh ikan berbalut gaun malam tenggelam dalam senyum nakal menggoda. Memainkan bulu matanya yang bermaskara pekat. Dengan sinis si ibu berkata pada si bapak, "Mas, semalam ke mana saja, kok pulangnya subuh!!"
Si bapak tertegun sejenak, "Gleeekk!!!$&$488?!#......?!", lalu  tersenyum, semesum dan sebinal semalam.

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan