CANDI PRAMBANAN

(Seharusnya kisah kita di baliknya)

Mungkin bukan hanya Roro Jonggrang yang akan terkutuk jika mengkhianati rasa. Lalu berdiri menyendiri bagai puing-puing di Candi Prambanan. Kisah kita mungkin sudah lama menjadi buah bibir berjuta pasang mata. Hingga akhirnya hanya membeku seumpama patung Trimurti dipertapaan.

Tapi sayang, kita bukanlah cerita dongeng itu. Khayalan yang akan jadi berita di malam gelap sebelum tidur. Kita yang nyata seharusnya seperti Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani di jaman dulu. Walau perang berkecamuk antara Sailendra dan Sanjaya namun kita mencinta meski itu melindur.

Usah meminta seribu candi dariku. Apalah arti semua itu jika hanya sebagai puing belaka. Mintalah ciuman manja di bibirmu. Akan berikan seluruh jiwa dan raga.

Akuilah berita ini yang telah menjadi prasasti sejarah. Gejolak yang terpendam lama terjarah. Serupa kepala arca hilang berdarah. Membungkam tanya, masihkah rasa datang menjajah?

Ibnu Nafisah
Bantul, Sembungan, 31 Agustus 2015

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan