MAKAN SIANG
Hari ini aku makan siang di tempat pertama kali kita bertemu. Aku memesan seperti apa yang kau pesan saat itu. "Dada ayam panggang." Dan tak lupa meminta potongan jeruk nipis, meski tak pernah tersedia. Sama seperti dulu.
Kau duduk tepat dihadapanku. Mengunyah dengan lahap, lalu tersenyum saat ada sebutir nasi di ujung bibir.
"Enak!", komenmu saat itu.
Menurutku wajahmu lebih enak lagi. Tapi cuma disimpan dalam lapisan daging bakar itu. Agar kau tak tahu berbunganya hati ini.
Selesai makan. Aku meninggalkan dirimu begitu saja. Dan dari belakang pundakku masih kulihat bayang kita sedang menikmati makan siang berdua. Tanpa kita yang nyata.
Ibnu Nafisah
21 agt 2015
Bagus sekali puisinya. Sederhana tapi sangat sarat arti. Terus berkarya ya, semoga komen saya menambah semangat. GBU
ReplyDeleteTerima kasih sudah beri dukungan, semoga ke depan lebih baik lagi. aamiin.
Delete