Menunggu Siuman

Monitor merekam angka. Kulihat detak jantung mu di sana. Dadamu seirama nyenyak lagu nina bobo. Dan kau menghilang meski kulihat kau tertidur.

Banyak suara di luar. Nyamuk dan dingin berkomentar tentang kesehatanmu. Tapi, ku yakin mereka sama sakitnya dengan dirimu. Hanya saja mereka sadar dalam sakit.

Tembok-tembok ini telah banyak merekam kisah duka kukira. Karena tangis dan sesak terekam pada permukaannya yang kusam. Lihatlah lantai yang tak putih lagi. Ada tetesan darah dan air mata.

Ketika kau siuman nanti, ciuman itu akan terasa di ubun ujung matamu. Karena telah kutanamkan doa mujarab di sana. Sekembang harapan dan seikat cinta dariku.

Kutahu tidurmu akan panjang malam ini. Karena tidurku tak sepanjang dirimu. Bahkan nyamuk sekalipun segan membangunkan, sebab akulah satpamnya malam ini.

Ketika nanti kau terbangun, ada seseorang yang akan tersenyum. Mengucapkan "Selamat bangun dari tidur lelap", meski ia sendiri berada di ambang lelah. Lelah tersenyum dengan harapan yang takkan pernah putus. Akan kebangkitan dirimu, Sang Putri Tidur, dari tidur panjangnya.

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan