Tidur

Alam yang paling indah dan nyaman adalah alam ketidaksadaran

Tak ada rasa takut keluar dari jasad dan mengejar hingga berkilo-kilo meter jauhnya

Bagai anak bayi yang lelah bermain lalu terkulai lemas di tetek ibunya
Sekali-kali meracau tak jelas namun kembali tersenyum malu dengan bulu mata yang saling terkait

Jasad yang dulu bergerak penuh makna kini bagai tak berisi dan lemas

Bibir yang selalu berkata-kata menyuarakan kehendak tiba-tiba hening
Layaknya mentari yang seketika berubah menjadi rembulan anggun di langit yang gelap

Mati. Ya, kematian yang sementara mati dari waktu dan peradaban

Roh kita sedang melanglang buana di dunia antah beranta

Melewati pegunungan es Jaya Wijaya dengan monster nyamuk bersayap daun pinang
Tiba-tiba saja kita tercebur dalam kepulauan Raja Empat lalu suku-suku terasing memanggang ikan di atas gelombang
Sabana-sabana yang luas berumput sayap cendrawasih tumbuh subur di sana
Tiba-tiba saja jasad yang mati menyerupai diri duduk melingkar dalam pakaian koteka yang maha agung dengan ubi bakar di tangannya
Berbicara sekehendak hati bagai seorang tetua yang layak didengar petuahnya
Lalu hujan tiba-tiba turun melunturkan corak-corak magis di kulit yang legam

Semua berubah
Dunia nyata sekejap saja menarik rohku kembali di atas dipan
Sebuah ember dengan air berceceran di tubuh yang kini menggigil

Dan sepasang mata yang memaksa agar cepat meninggalkan tempat itu

Ada apa ini semua? Kubungkus amarah dengan pertanyaan itu

Ketika kaki-kaki lemas itu telah keluar dari rumah

Nampak papan nama tempat tersebut terpampang dengan megah "Penginapan Anugerah"

Dalam kecewa segelintir tawa dalam hati bercampur lega

Sdh tiga bulan istana itu tak jua terbayarkan

Masih untung di siram air, bukan di gotong lalu di lempar ke jalan

Mimpi yang indah itu terus berulang meski kini jasad itu kini terkapar dengan nafas teratur

Kembali bersandar pada ranjang empuk dengan selir-selir hilir mudik di sekitarnya

Mengulangi mimpi ke mimpi tanpa pernah tahu akan dunia nyata dan maya

Dan ketika terbangun dari mimpi tubuh ini terkaget karena ia adalah seorang raja
Yang memiliki ribuan pelayan dan pasukan tempur
Lalu musuh kerajaan itu membumihanguskan dalam hitungan detik
Aku berlari jauh hingga terlupakan oleh sejarah

Dan mencoba bermimpi di tempat yang berbeda dan situasi yang beda

Bermimpi memimpikan diri yang tertidur lalu terbangun dari semua ini

Bermimpi jadi nyata...

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan