SENJA
Senja itu bagai lelaki tua yang meski tegak namun perlahan membara merah di ujung barat
Tak ada yang peduli dengan matahari yang akan tenggelam namun kau akan terkesima jika kukatakan lembayung itu segera merona di ufuk barat
Maka dengan lihai kau persiapkan kamera tuk mengabadikannya tanpa kau sadari esok kau akan berdiri di depan senja sambil menatap penuh arti hari hari yang tak akan pernah kau jalani lagi
Senja itu semakin hari semakin lelah saja, letih letih tergurat nyata pada punggung yang semakin pudar atau jejak cakrawala yang tak sehebat pagi dulu : penuh urat melingkar menuju sore
Burung burung meski terbang namum mereka hendak ke sarang kembali ke tempatnya yang damai di balik pohon besar itu
Bunga bunga meski berwarna namun menguncup entah esok kan mekar lagi atau layu di taman
Senja dengan pesona rentahnya berjalan pelan pada kepastian akan malam yang membayang, dari sini bayang bayang itu semakin memanjang ke timur : pohon pohon meski tegak namun berbayang panjang dan lesu
Akui sajalah senja itu meski indah dan damai namun ia penuh misteri entah esok atau lusa, entah ingin atau tidak, entah sendiri atau berdua, entah kamu atau aku
Senja kali ini terasa hening karena meski berangin namun tak terasa dingin, meski berburung namun tak bersuara, dan meski syahdu aku hanya bisa menatap pelan pelan matahari turun dengan anggun disertai helai helai mega jingga di titik mataku
Comments
Post a Comment