Satan

Makhluk macam apa pula yang sedang berada dalam jiwamu

Meski kau tersenyum, namun bibirmu seperti seekor henna

Tatkala kau bersedih air matamu layaknya buaya

Ada bayang hitam di keningmu begitu pula dalam sinar matamu

Bibir manismu berkilauan namun tetap saja menyisahkan kengerian terselubung

Tingkah lakumu sopan namun bayang tubuhmu bergerak berlawanan

Ada apa dengan mu

Bukankah namamu sepi saat malam

Lalu berganti manis saat embun turun di antara rambut hitammu

Ayolah, kau kah juga romantis itu saat senja di padang sore

Kau adalah segala keceriaan siang yang bersinar di pucuk-pucuk pohon

Sampai kini belum bisa tertafsirkan bentukmu

Mungkinkah kau makhluk dari segala serangga
Berbunyi ceria di pohon pagi
Menderu-deru kala malam di celah rumput

Bayangmu adalah nyata namun jasadmu suatu misteri

Segala tentang mu suatu penyangkalan
Yang akan membuat otak bekerja keras merumuskan dirimu

Jika suatu waktu kau menempel ke tembok maka dirimu adalah ia

Dan jika kau melayang maka udaralah namamu

Saat  kau melekat pada diriku, maka kita adalah satu
Yang akan saling berlawanan akan semua hal

Lalu kalian akan mempertanyakan siapakah aku?
Yang berdiri dalam bayang kegelapan
Sekalipun sinar mentari cukup terang bercerita tentang aku sepenuhnya

Makhluk apa pula ini
Bergerak tanpa sadar, berkata berlawanan, lalu hilang begitu saja demi untuk datang kembali

Kamu, aku, yang bercerita tentang hidup namun tak pernah bisa menjalaninya

Bukankah kita makhluk itu?
Hidup namun selalu berada dalam bayangan

Bergerak seketika itu juga mati dan retak

Lalu kita salahkan keadaan karena kita sama yakin dunia sedang bermain
Melepaskan makhluk ganas tak bernama
Namun nyata sifat jahatnya

Bukankah itu adalah manusia
Berpura bagai bunglon, memakai semua warna demi hidup damainya
Melucu seperti pelawak agar dunia tertawa dan ketika terlena maka kau pun diterkam tanpa ampun

Ia memberimu sebungkus gula gula tanpa sadar manisnya akan memutuskan lidah merahmu

Oh, makhluk itu begitu licin dan licik

Maukah kau bercerita sedikit tentang ia saat dirimu lepas darinya

Bukan membuat kau bertambah salah
Namun sekedar agar kau tahu bahwa ia kini berada dekat dengan kita

Mencuri dengar harapan juga mimpi kita

Dan

Kemudian;
Kita akan berdiri sebaris dalam bayang...

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan