Hati Damai
Hati yang Damai
Tak pernah terbayangkan sebelumnya tentang Hati yang Damai
Hidup yang tenang bersahaja tanpa merasa kurang dan sulit
Hati yang rendah, serendah laut yang biru mampu mengapungkan kapal-kapal
Membasahi bibir pantai tanpa pernah merasa rugi pada pasir
Hati yang lapang bagai gunung Mekongga, yang mampu menerima desakan batu yang menggelinding
Mampu menumbuhkan pohon harapan yang tak mungkin tumbuh oleh ego
Hati yang memanjang bagai aliran sungai Konoweha membawa inspirasi pada jiwa yang lemah dan patah arang
Hati yang di dalamnya hanya ada simpati dan empati
Yang tak pernah merasa puas menolong siapa saja
Merasa kaya akan jiwa meski miskin dalam harta
Terasa gagah dalam bertindak meski penuh kekurangan materi
Keanggunan yang sangat mahal meski selalu sederhana
Hati yang terus abadi dalam kefakiran di dunia yang semakin kompleks oleh kecemburuan
Hati yang takkan mudah kita tiru karena nafsu yang membara
Hati yang ada hanya pada mereka menolong tanpa upah
Berkeringat demi untuk kesenangan orang di sekitarnya
Berani merasa susah untuk mereka yang membutuhkan bantuan
Mereka yang selalu tersenyum saat orang lain lepas dari masalah
Mereka yang rela mendapati kerepotan dan masalah demi kepentingan orang lain
Hati macam apakah mereka ini?
Seakan tak ada satupun udara yang mampu membuat mereka berhenti tersenyum
Tak ada sedetik pun sinar yang mampu menghitamkan jiwanya
Tak ada setitik air pun yang menodai darahnya
Tak ada seracun pun yang mampu membusukkan dagingnya
Mengotori aliran urat kepala hingga mampu membelokkan jalan pikirannya
Kita selalu bertanya-tanya kebaikan macam apa yang mesti jadi ganjarannya
Upah apa pula yang layak mereka terima
Karena harta takkan mampu menyamai Hati yang Damai
Kekayaan materi tak akan menggoyahkan prinsip hidup yang demikian
Hingga kitapun mulai bercermin
Lalu tertunduk malu akan wajah sendiri
Yang selalu hitung-hitungan dalam bertindak
Memilih hal-hal yang menurut kita memiliki keuntungan pribadi
Dan selalu merasa kecewa pada hal-hal yang kita miliki
Kita selalu menyalahkan keadaan atas segala masalah
Memaki dunia yang tak pernah ada saat kita butuh
Kita rentan akan kebahagiaan semu hingga melupakan kedamaian jiwa
Layaknya magnet semua kegilaan fana akan menempel pada diri kita
Seperti jurang, kita sering memilih diketinggian tanpa mau menerima resiko
Seumpama kapas yang selalu merasa terbang dan tak pernah sedetik pun menyentuh bumi
Di manakah Hati yang Damai itu?
Hati tenang bagai danau yang hanya bergeming oleh angin sepoi
Yang tenang, setenang pemancing ikan di sendang yang Damai
Comments
Post a Comment