AKU MALU

Aku malu
Pada cermin diri yang kini memantulkan cahaya keluh
Pada masa purba kala kebenaran peluh
Pada bayang hantui kepongahan dulu
Pada hari hari dimana kesombongan penuh
Pada segala deretan waktu jenuh
Pada apa yang terjadi kemarin dan kini terasa biru
Aku malu
Pada kemaluan yang kubawa
Pada daun yang ingin jatuh karena menguning namun tak jua angin menggerayanginya
Pada ilalang berdiri tegak tak jua udara membelai mesra
Pada tanah menuai tunas tak berbiji
Pada mentari memberi sinar tak jua hangat
Pada langit yang maha luas tak kunjung gapai
Pada air yang menyucikan
Pada udara yang terhirup
Pada api yang membakar
Pada hewan yang hidup
Pada diri Mu yang penuh kasih sayang
Pada kalian yang diantaranya aku ada
Aku malu
Dan kemaluan ini terus kubawa saat termenung
Kupanggul saat sepi
Kuseret ketika mengingat Mu
Aku malu
Aku malu
Aku malu
Karena kini aku berjalan telanjang memamerkan kemaluan
Aku berbaju namun tak berkain
Menutupi wajah namun msh membugil
Berdiri tegak dalam kerapuhan
Berbicara teriakan pahitnya dusta
Berjalan terseok seok pada penggibahan pemfitnahan
Pada dunia yang terlanjur fana
Pada jerit jerit bisikan terkecil yang tak pernah terlayani
Pada detik detik kumulai mengerti
Pada hari hari kumulai tersadar
Lalu aku mulai khilaf
Lalu tersadar lagi
Aku malu memikirkannya
Malu mengakuinya
Malu menyadarinya
Hingga---
Aku mati diantara kemaluanku

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan