TAK TAHU
Tak tahu harus meneriakkan apa pada angin yang menderu kencang hingga menafsirkan desir desir daun serai menjadi damai pada sebidang tanah harapan atau pada cahaya menyilaukan mata di pagi bugil karena polosnya menari agresif di bulu bulu mataku yang telanjang
Tak tahu harus mengatakan apa pada malam yang selalu mengganggu ketenanganku karena burung burung kecil bertebaran di bohlam pijar, menanduk keheningsepian seakan akan iri akan jiwa pertapa yang bersemedi pada goa goa terdalam hati
Harus berbuat apa pada keadaan yang katamu "situasional" karena senja yang merah merekah menurutmu cantik namun itu terlalu "emosional" menurutku, sebab terlalu mewakili sebuah perasaan, perpisahan mungkin atau bahkan terlalu dramatikal karena segi melankolisnya, sementara kabut pagi yang menurut sebagian orang terlalu "transisional" karena merubah tempat ku terlelap menjadi kepungan mimpi di atas awan yang memutih sedang bangun terjaga hanya halimun terhilang di ujung tubir berdiri terpaku
Apa yang hendak terjadi pada pekat malam ketika lelah bertarung antara roh dan raga di medan pertempuran spiritual versus ragawian apakah kata kekalahan dan kemenangan menjadi sesuatu yang penting di sudut matamu yang sipit atau urat urat di dahi mu semakin berkerut karena ini terlalu situasional sekaligus emosional
Aku tak tahu apa yang harus terjadi saat bulan dan bintang sepakat untuk berjarak demi langit yang maha luas demi bumi yang maha buas, rembulan memancarkan cahaya yang menurutnya keindahan sejati meskipun keindahan itu palsu dan bintang memecah diri pada titik titik yang kau sebut rasi meski pendarnya tak buatmu puas, akan menunjuk arah tujuan sejatinya
Dan pada akhirnya tak banyak lagi yang dapat terkatakan karena aku tak tahu apa yang bisa membisukan jangkrik, menerangkan malam, atau melukis pada dinding putih rumah tentang bunga bunga yang terpetik oleh tangan mungil seorang bocah dan dinding lain tergambar jelas bayang ibunya, sampai di situ aku masih tidak tahu apa apa lagi.
Comments
Post a Comment