Percakapan
Percakapan
(Suatu sore bt : sigit)
Suatu ketika di sore hari
Kita terlibat percakapan
Saat itu aku tengah sibuk berpakaian
Menata rambut dengan model baru
Ketika itu kau katakan
"Senja, itu nama anakku"
"Mengapa harus senja?" Kubalas heran
"Nama itu bersifat situasional"
Lalu kau menambahkan
"Senja, seperti lembayung yang melilit di cakrawala, warnanya ungu, merah jingga"
Lalu kau menarik nafas sedikit
"Yang lelaki ku beri nama Mahameru"
Ada yang menggelitik dalam jiwaku
"Bukankah itu nama sebuah gunung?"
"Ya benar, Mahameru terkesan monumental, gagah dan perkasa"
Lalu akupun mulai penasaran
"Lalu siapakah nama istrimu?"
Ia tersenyum malu
"Namanya Mimpi, ia tinggal dalam rumah khayalan yang ku sambangi saban lalu"
Akupun jadi ingin tahu siapa gerangan dia,
"Lalu kau ? Siapakah kau yang berbincang tanpa ragu?"
"Aku adalah cermin tempat mu berkaca dan bercakap-cakap"
Aku terhenyak, terperangah dalam percakapan
Ia begitu nyata bagai aktor
Seketika saja kutinggalkan ia sendiri di sana
Dan ia menatap pundakku yang kian menjauh
Comments
Post a Comment