RAMAYANA
(Kisah cinta yang tak sempurna)
Mungkin akulah tokoh yang tak pernah dianggap. Ketika layar terkembang dan gamelan bertalu. Hanya berada di cahaya yang lindap*. Ketika para wayang berlakon, aku mulai menyaru**.
Mungkin akulah jua yang akan menghentikan pagelaran seni. Ketika Rama menolak Shinta di sisinya setelah berhasil diselamatkan Hanoman. Cinta? Cuih! Cinta tak akan bersyarat dibakar api seperti ini. Cintanya palsu tidak tulus dan arogan.
Adalah Rahwana yang tak pernah diagungkan. Namun cinta sang Dasamuka ini tak pernah dipandang oleh Dewi Shinta. Apakah cintanya pada Rama yang membutakan. Atau Dewi yang satu ini hanya melihat ketampanan semata.
Akulah yang tokoh yang akan terus berdiri di belakang panggung. Dengan kepala yang semakin banyak. Dan senjata perang di belakang punggung. Akulah yang segera menghentikan omong kosong ini dan bila perlu berlinyak***.
Dan kau, Dewiku, luruskanlah hatimu. Setelah pertarungan ini berakhir. Masih ada urusan pelik antara kau dan aku. Itupun jika kematian bukan menjadi takdir.
Catatan Kaki:
*remang
**tersamar
***berkelahi
Ibnu Nafisah
Kendari, 23 September 2015
Comments
Post a Comment