LARAP*
(Ketika jodoh melariskan rasa)
Cintamu takkan puas. Saat kau beri terasa kurang. Bukannya berjiwa buas. Tapi, sungguh rindu seumpama murang**.
Ketika meriam meledak. Gemuruh rasa di dada. Dunia hanya dirimu, yg lain memekak. Membahana sejuta tresna.
Senyum itu kuanggap ancaman. Serangan bagi hati yang rawan. Mudah terluka dan merasa. Meski sembunyi dalam hijab belaka.
Tak perlu berkata-kata. Ataupun bertatap wajah. Jika tabu jadi dosa. Cukup suara adzan di mana hati telah dirajah.
Catatan Kaki:
*laku/laris
**tali api pada meriam
Ibnu Nafisah
Kendari, 23 September 2015
Comments
Post a Comment