LANTUN KERING

Daun kering yang beterbangan adalah nyanyian kemarau. Ditabunya gendang angin pada giring-giring. Agar hujan menari di atas tanah rantau. Dan pepohonan lafalkan notasi syair ranting kering.

Demi untukmu sang dewi air yang bersolek di atas awan. Tengoklah sebentar di bumi gersang. Tempat panas dan hangat berkawan. Tanah serta debu bercampur kasang.

Apakah langit sudah murka pada lagu kami? Merinai kebakaran juga penebang liar? Penambangan bebas merajalela tanpa henti. Lalu senandung rindu akan hijaunya dunia tak lagi tersiar.

Kemana lagi harus menembang. Menyerukan hati yang bimbang. Akan negeri kerontang kian mengambang. Terpeluk getun rasa gelebah semakin mengembang.

Kiranya Tuan mau memberi angin. Sepercik sepoi belaian nyiur pada jiwa dahaga. Atau sekadar embun penyejuk sejenak rasa dingin. Tenangkan nurani, teruslah menari dan bernyanyi meski diam dalam telaga.

Ibnu Nafisah
Kendari, 18 Oktober 2015
----------------------
Catatan Kaki:
Merinai : Bernyanyi kecil
Getun : Kecewa, menyesal
Gelebah : Sedih, gelisah
Kasang : Kering

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan