DEDAR #2

(Memilih untuk tidak jadi api)

Jika menjadi api, kau adalah abu di puing berdebu
Seumpama asap aku kan meniup pelan-pelan bara dalam hatimu
Kan bakar segala harap juga asa

Andai ilalang kering pun diriku, hawalah udara beringsang yang berkobar
Lidah obornya menari-nari bersama amarah
Seketika kita hanyalah gunung gundul menyala-nyala

Bila tabung gas serupa tabiat, niscaya dirimu sewaktu-waktu meledak bagai bencana
Hanguskan segala rupa dalam hidup dan jiwa
Jadi serpihan luka pula duka

Jikalau memang memilih kobaran yang tak padam
Semburan panas tiada redam
Jadilah vulkanik, cairkan diri sendiri lalu mati dan karam

Sayang,
Aku hanyalah suluh sekadar penerang
Bukan gejolak babi buta selalu menyerang

Aku pun karang, berlubang demi ombak beriak
Merandu, demi kemarau menyesak
Malam, demi bulan meruak

Ibnu Nafisah
Kendari, 26 November 2015
------------------------
Ruak : Terbuka, menjadi lebar
Beringsang : panas
Suluh : Cahaya, penerang
Dedar : Berasa panas (suhu tubuh)

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan