CANDI RATU BOKO #2

PUISI PATIDUSA ORIGINAL
************************

(Petilasan kita terkubur di sana)

Kini hanya puing belaka
Gapura kokoh berdiri
Gelebah melata
Sendiri

Abhayagiriwihara
Kutinggalkan padamu
Puncak kedamaian semata
Memuja-muji cinta yang jemu

Ketika senja pun karam
Akulah Rakai Panangkaran
Bagai pualam
Kasmaran

Renjana
Kenangan purba
Terjebak ribuan silam
Masing-masing dari kita tenggelam

Tersirat ceruk Wadon Lanang
Sampai kini burai
Sejarah panjang
Berai

Jerembun
Luka berembun
Lalu prasasti tertimbun
Wiraga moksa hati merabun

Ibnu Nafisah
Kendari, 28 November 2015
-----------------------
Catatan Kaki :
Jerembun : Keliatan atau muncul dengan tiba-tiba
Abhayagiriwihara : Wihara di atas bukit yang penuh kedamaian, berada di situs Ratu Boko
Rakai Panangkaran : Raja Mataram yang hidup pada tahun 746-784 Masehi
Goa Wadon, Goa Lanang : Wadon wanita, Lanang Pria, berada dalam situs Ratu Boko
Moksa : Tingkatan hidup lepas dari keduniawian
Prasasti : Piagam dari batu atau tembaga
Wiraga : Dasar wujud lahiriah tubuh beserta anggota badan yang disertai keterampilan gerak
Melata : Bertambah lama bertambah banyak (akar)
Gelebah : Sedih, gelisah
Renjana : Rasa hati yang kuat (Rindu, cinta, kasih, berahi, dsb.)
Petilasan : Bekas peninggalan (umumnya yang bersejarah), istana, pekuburan, dsb.

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan