PETRICHOR
(Namamu ketika hujan) Kau adalah hujan bagi kemarau di waktu subuh Basahi seluk, peluk tubuh yang kan rubuh Teteskan setitik cinta di tubir bibir Membekap, dekap hasrat yang kian melipir Engkau pula rinai tersemai dalam alam kasihku Basahi seluruh, luruhkan jiwa jemawa nan ragu Pun bunga terlanjur layu, rayu jadi mekar Menunaskan pucuk kuncup semesta sekar Akhirnya kita lahir sebagai ricik yang gemercik Kitalah air mencair, gemerencik sukmamu kian rintik Lalu terbuai dalam alunan lamunan desau gemuruh merisau Lunas tuntaskan persetubuhan tanah pada hujan yang menderau Ibnu Nafisah Kendari, 01 Desember 2015 ------------------------ Catatan Kaki : Gemerencik : Berbunyi seperti bunyi percikan air pada kaca Ricik : Tiruan bunyi hujan yang dibawa angin Petrichor : Aroma hujan pada tanah kering Derau : Tiruan gemuruh hujan di bawa angin Gemercik : Berbunyi seperti bunyi air yang jatuh menimpa genangan air.