HUJAN DI MAKAM
Tak pernah ku sangka kaulah air yang jatuh
Bagai hujan dan tanah jadi lumpur setubuh
Aku gembur sesaat pelayat berlalu
Tinggalkan hening geming di pusara batu
Kita bercipratan di antara duka dan luka
Mengerang menjerit sesuka lalu terlupa
Saling pagut memeluk makam yang sepi
Bagai kamboja putih terinjak nafsu berapi
Bukan nama kita tertera di sana
Dalam ketelanjangan nisan itu merana
Meratapi air dan tanah saling mengadu
Di ranjang makam kau dan aku bersatu
IBNU NAFISAH
Kendari, 19 Januari 2017
Comments
Post a Comment