HUJAN BULAN JULI

Hujan kali ini seperti dirimu

Dingin beku berjatuhan dari langit yang tak tentu
Mendung seakan mengandung air tapi juga membiarkan mentari menari
Sekali jatuh segala duniaku tersungkur mendengkur di rimbanya

Kaulah air bening seakan tak hentinya mengalir di dua belah mataku
Berdiam diri dalam baju kerja saat lelah meminta menyerah
Membuat ragaku gentar gemetar oleh seduh sedan

Memercikkan segumpalan sesak di kubangan genangan
Segala tanah lumpur menyeret serta noda di roda-roda motor serta kaki-kakiku
Segala gigil di jiwa bahkan dekil di wajah merobek seketika

Hujan Juli kali ini benar-benar dirimu

Berusaha memberi basah dan kelesah di waktu-waktu yang tak tentu
Berusaha merdeka dari awan demi selokan meluap menguap
Membanjiri tanah pedalaman rumah tanpa ampun terus mengepung

Lalu kau hilang dengan titik-titik air di rerumputan halaman batin
Bekasnya masih nampak di tembok dinding
Warna kecokelatan pada lantai rumah yang dulu kita huni

Ah, kau memang hujan bulan Juliku yang malang

Ibnu Nafisah
Kendari, 21 Juli 2016

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan