BUYA*

(Orang yang selalu terkenang)

Di lenganmu tersimpan darah
Putih tulang bersarang daging
Tetes keringat banjiri baju-kerah
Terbayang lelah hingga setungging**

Jungkir balik keluarga kita
Ratap-tatap penuh tresna
Kau sumbat-tutup sepenuh tenaga
Korban nyawa demi senyawa

Hari yang terkejar
Semangat hidup kau tempuh
Takkan pernah pudar
Serupa gading tajam dan ampuh

Kini tetulang telah rapuh
Seiring waktu memutih rambut
Kau masih berdiri sikapi sepuh
Menjadi rangka tubuh cerabut

Meski mata tak awas
Kerut marut kulit lemas
Pribadimu tetap kokoh kuat
Pantang surut terus cuat

Ramanda***, darahmu kini mengalir daku
Menganak sungai kian liku
Semangat juang terwaris
Terpendam-karam seumpama historis

Gubahlah aku yang terpilih
Doakanlah terus di nadi
Tempat segala cita beralih
Temurun jadi tunas abadi

Catatan Kaki:
*ayah
**jungkir balik kepala di bawah
***ayahanda

Ibnu Nafisah
Kendari, 25 September 2015

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan