Posts

Showing posts from 2020

PUAN SENDIRI

Image

AKU TAK TAHU

Image

ARTI CINTA

Image

AKU MENCINTAIMU

Image

TENTANG CINTA

Image

ARTI CINTA

Image

ANAK ADALAH KATA-KATA

Image

TENTANG TANGIS

Image

KETIKA ADA YANG MENYATAKAN CINTA

Image

ANAK EMBUN

Image

PADA SUATU PAGI

Image

PERI(H)AL RINDU

Image

saat hujan

Image
SAAT HUJAN (Bt : Habibati) Di hari-hari penghujan yang kadang bergemuruh di antara batang-batang pohon Mengibas daun selentik jemari penari dirintik yang monoton Kita masih memandang hujan melalui kaca jendela yang buram Berselimut lenganmu di dadaku layaknya kapal yang telah karam Kita hanya memperhatikan dedaunan memukul kaca jendela tanpa henti Atau air jatuh bergemuruh terbawa arus sungai  yang mengalir dalam hati Kendari, 11 Juni 2020 

SAAT HUJAN

Image
SAAT HUJAN (Bt : Habibati) Di hari-hari penghujan yang kadang bergemuruh di antara batang-batang pohon Mengibas daun selentik jemari penari dirintik yang monoton Kita masih memandang hujan melalui kaca jendela yang buram Berselimut lenganmu di dadaku layaknya kapal yang telah karam Kita hanya memperhatikan dedaunan memukul kaca jendela tanpa henti Atau air jatuh bergemuruh terbawa arus sungai  yang mengalir dalam hati Kendari, 11 Juni 2020

MENUNTUN PENAT

Image
MENUNTUN PENAT (Bt : Habibati) Ada serangga berdengung menyayat dari balik pohon yang tak ingin pergi Suara angin berkesiur di ranting paling tinggi Ada yang duduk saja mendengar alam di depan rumahnya Sembari mengagumi gurauan kupu pada kelopak bunga Ia hanya ingin menjadi kata-kata dalam selembar surat Sebuah kalimat yang ingin dikirim pada sebuah alamat Atau mencari ke dalam puisi tentang sesuatu yang lama ia baca dibalik koma Lalu membentur-benturkan jemari pada catatannya Namun akhirnya ia memilih bergelung di dada kekasihnya Yang kini mengusapnya perlahan seraya menuntun penat di matanya Kendari, 11 Juni 2020

MENJELMA SENJA

Image
MENJELMA SENJA (Bt : Habibati) Sore ini kita hanyalah secercah senja di langit bianglala Aku membayangkan kita menjadi cakrawala Di punggungmu berlangit biru masih ingin kugantungkan tubuhku yang seputih awan mengambang seumpama kapas Menyelami luasnya ruang yang belum sempat kubaca menelaah kata perkata membingkai angkasa dengan awas Tak ingin waktu cepat berlalu  Tak ingin lepas lekas jadi dahulu Biarkan semburat sinar emas berarak ibarat kita yang menuju ke Barat Mengarungi samudera luas dengan burung-burung terbang di udara dan lupa mendarat Lalu sore yang penuh rahasia memerah perlahan menanjak Seperti kita yang masih berpelukan tak pernah ingin beranjak  Kendari, 11 Juni 2020

BERNAPAS DI TELINGAKU

Image
BERNAPAS DI TELINGAKU (Bt : Habibati) Sepagi ini kita hanya tumpukan kain kusut di atas ranjang Aku adalah sarung yang terkoyak lemas oleh malam yang panjang Sementara engkau hanyalah sebentuk selimut hangat  Seakan menjangat tubuhmu yang berkeringat Merasakan renyut jantung yang berdetak tiap detik Helaan napas yang terhembus pelan di wajah kian menggelitik Suatu waktu aku ingin menjadi handuk lembab di kepalamu bergelung manja mencoba menafsir buah pikiran yang bersarang di sana Atau sesekali menjadi bulir-bulir air yang tergelincir licin di kulit putihmu terserap jubah mandi yang entah kemana Aku bisa menjadi apapun pagi ini, tapi aku hanya ingin mendengar engkau bernapas ditelingaku Pelan dan syahdu_ Kendari, 09 Juni 2020

GADIS DI TANAH RANTAU

Image
GADISKU DI TANAH RANTAU (Bt : YS) Sauh telah lepas layar telah terkembang Perahu tertiup angin terbawa pergi Oh gadisku si juwita sejuta kembang Berkelana di tanah rantau amsal elegi Rindu hanya selembar udara yang kuhirup Terasa penuhi dada yang kian hari kian hidup Ada ruang kosong yang menghimpit di dasar bukit Seekor burung yang sayapnya tercerabut dan menjengit Di langkahmu selalu ada doa yang terlintas Jejak-jejaknya membayang dan membekas Beribu harapan terurai bah sanjak Mengarungi bumi tempatmu berpijak Engkaulah Euphorbia yang tumbuh tanpa air Kelopakmu bermahkota duri laksana penarung Warnamu akan selalu cerah meski tanahmu tak berair Karena engkaulah gadisku yang hidup bagai petarung Kendari, 08 Juni 2020

SANG KIJANG

Image
SANG KIJANG (Bt : MLYD_MR) Lelakiku adalah kijang jantan Berlari di padang ilalang Nembus semak dan hutan Mengejar mentari tak hendak pulang Anak lelaki itu tidur beralas jerami Beratap langit berbintang Berselimut angin menemani Terlelap di tanah rantau yang jalang Dalam rindu yang kutitipkan Merpati yang terbang liar Sebuah doa setiap hari kupanjatkan Moga berjaya dan bahagia di luar Lelakiku, si kijang jantan Teruslah berlari Hapus keringat yang kelelahan Karena esok selalu bermentari Kendari, 20 Mei 2020 d4nosaurus

SERIBU PUISI BUAT HABIBATI

Image
SERIBU PUISI BUAT HABIBATI Ribuan miliar rintik hujan yang datang di denting ranting dedaunan halaman hatimu adalah aku yang mencoba meraba resahmu saat kemarau kemarin Menelusuri setiap jengkal hijaumu; memberi basah membangkitkan aroma patrikor pada setiap gelisah tanah yang tak sempat mengering di jiwamu Ribuan kali semilir angin menggugah kelopak merahmu merupakan aku yang selalu datang menggoda merayu benang sari yang engkau selipkan malu-malu di rambut mayangmu Tanpa engkau ketahui ribuan puisi yang tercipta untukmu adalah aku yang berwujud kata-kata yang engkau letakkan di lidah, sematkan di hati lalu dengan senyuman engkau membawanya tidur ke dalam mimpimu  Dalam ribuan puisi yang tercipta akan ada engkau di setiap bait-bait kata; engkau akan menemukan dirimu bah ratu di tiap deretan barisan syair; tanpa engkau sadari engkaulah alasan puisi itu tercipta Engkaulah puisi itu dan akulah kalimat yang akan merangkai kata-kata; karena engkau tercipta hanya untuk diriku Ke

AKU SELALU MENCINTAIMU

Image
AKU SELALU MENCINTAIMU (Bt : Habibati) Aku selalu mencintaimu meski tak mudah untuk mengucapkannya seperti air yang diam-diam membasahi pepohonan tanpa kata ia hilang terserap akar pohon itu Aku selalu mencintaimu meski tak mudah kukatakan sebagaimana mentari yang tercurah penuh kehangatan di pucuk-pucuk hijau pepohonan menyesap ke dalam dedaunan pohon itu Kendari 07 Juni 2020

HUJAN HARI INI

Image
HUJAN HARI INI (Bt : Habibati) Tak ada yang lebih kucintai selain hujan hari ini dibiarkan rahmatnya berjatuhan di atas tanah yang merana-mendamba Dibuatnya kita berjarak hingga benih kasih tumpat di dasar telaga jiwa yang dahaga Diluapkannya segala resah agar gigit-menggigil dari pangkal sulbi yang rentan berdenyut mendera Tak ada yang lebih indah dari hujan hari ini tak jua ia redakan air yang merintik di atas atap sebelum meluap di bibir sun gai rinduku Kendari, 05 Juni 2020

PADANG ILALANG

Image
PADANG ILALANG (Bt : Habibati) /1/ Bau ilalang terbawa angin Sinar hangat kawin Di sabana itu terjalin /2/ Ada yang diam-diam Membaca deru alam Bah pohon penerjemah kalam /3/ Sepasang senyum Di bibir malu-malu terkulum "Engkaulah bunga ilalang itu," katanya, ada rona merah di pipi yang ranum /4/ Dandelion terbang  Sebagian jatuh melayang Menyerbukan cinta di Padang /5/ Ada yang mekar Sepasang burung di sangkar Bunga terangkai pada ilalang belukar /6/ Langit cerah Awan putih mengarah Udara musim panas tercurah Kendari, 03 Juni 2020

SECANGKIR KEHANGATAN

Image
SECANGKIR KEHANGATAN (Bt : Habibati) Kubayangkan engkau secangkir jahe, serai dan gula merah hangat Dan akulah ceruk tempatmu berada; di kamar kita yang penuh semangat Bibirku menenggakmu tak habis-habisnya Penuhi geronggang leherku yang dahaga tak puas-puasnya Bila mungkin engkau secangkir racun yang sangat mematikan Akulah penawar yang membuatmu hidup lebih menggairahkan Hingga kita mati berkali-kali tanpa pernah terbangun lagi Lalu secangkir jahe yang hangat membangunkan kita di suatu pagi Kendari, 04 Juni 2020

SEPERTI HANTU

Image
SEPERTI HANTU (Bt : Habibati) Suatu ketika aku hanya bayang dari tubuhmu yang bergerak lincah di dapur Lain waktu aku ingin menjadi lambaian rambut di pipimu yang tak berpupur Mencium aroma tubuhmu yang menyatu dengan udara  Atau sekadar membelai wajahmu meski tanpa suara Lalu tiba-tiba aku ingin menjadi seperti hantu  Seperti engkau yang datang diam-diam di pikiran tanpa permisi menghuni otakku yang beku Kendari, 05 Juni 2020

NUSA INDAH

Image
NUSA INDAH (Bt : Habibati) Akulah si Nusa Indah Pandangilah aku dengan kekaguman Berbahagialah dengan warnanya Atau rimbunnya daun yang menghijau Cintailah aku sebagaimana kekupu datang menghiasi rentang rantingku Atau burung menjadikan aku rumah yang hangat bagi tubuhnya yang kedinginan Seperti hujan yang selalu memeluk erat tak ingin pisah di malam yang sepi Atau angin yang selalu menggoda pucuk muda ketika rindu menghantuinya Cintailah aku seperti matahari pagi yang datang dengan malu-malu dan pulang dengan ragu-ragu Atau serangga yang hanya mendengung lirih; ribang cabang yang berkelak-kelok demi keteduhan di suatu siang yang hangat Kendari, 05 Juni 2020

JEMBATAN

Image
JEMBATAN (Bt : Habibati) Sepanjang jalan ini adalah hatiku yang berurai tanpa ujung Engkau bisa menjejakkan kaki walau sekadar berkunjung Aku 'kan jelma amsal jembatan kayu yang kokoh bagimu 'tuk melangkah ke depan Di antara pohon bakau yang rindang dengan bunga berkelopak delapan Engkau pun bisa menjadi daun kering merangkai kata demi kata yang jarang Sebagaimana penghuni hati yang sepi karena tak mudah di lalui orang Sepanjang jalan ini adalah milikmu; tempat kita bertemu Dan engkaulah satu-satunya daun yang kuinginkan hadir bertamu Kendari, 03 Juni 2020

MENJADI GELAP

Image
MENJADI GELAP (Bt : Habibati) Entah mengapa malam ini aku ingin menjadi gelap  Mungkin karena engkaulah samar sinar yang jatuh di daun jendela dan mengendap Agar aku bisa membacamu dengan cahayamu yang redup; menjadi secercah rindu yang selalu hidup Atau engkau lebih bermakna di mataku; karena engkaulah satu-satunya sinar yang nyata dalam gelapku Kendari, 02 Juni 2020

SEHELAI DAUN KERING

Image
SEHELAI DAUN KERING (Bt : Habibati) Tiba-tiba saja hatiku jatuh berhelai-helai di jalanan itu Tapi biarkan saja begitu Aku masih ingin berbaring sejenak di situ Menikmati pagi yang cerah di sepanjang jalan  Meluruskan punggung yang telah lama bengkok demi menunggu waktu berduaan Seperti sekarang tertelungkup bersamamu dalam kehangatan Aku yang hanya sehelai daun kering merindukan dirimu  Tubuhmu yang kini sehijau lumut kuharap juga menantikan aku Tunggu sebentar biar kita nikmati pagi ini sambil meluruskan punggung yang bengkok; hanya bersamamu Kendari, 30 Mei 2020

KALA SENJA

Image
KALA SENJA (Bt : Habibati) Senja turun tanpa pamit  Tiba-tiba saja suara burung berbisik-bisik  menuju ke sarang ilalang kering di puncak Cemara Gema cakrawala pelan-pelan merapat ke barat Beberapa anak berlarian menuju pintu-pintu rumah  Meninggalkan jejak suara di halaman kita yang hening Pucuk-pucuk Pepaya dan Nusa indah melambai pada langit yang sebentar lagi pergi Di halaman itu kasihku, telah tumbuh cinta yang telah lama tertanam Biji tersemai dalam lipatan waktu yang berwarna cokelat Mereka yang berlalu lalang di sana hanya angin berdesir Suara kucing dan motor kadang lalu di halaman Tapi kita menyaksikan biji-biji itu berkecambah Menghadirkan bunga warna-warni di sana Kendari, 28 Mei 2020

ENGKAULAH PAGI

Image
ENGKAULAH PAGI (Bt : Habibati) Engkaulah pagi di kerimbunan hutan yang berdaun rapat Pucuk-pucuk mudamu mencoba menggapai langit  Sedangkan aku adalah siang yang berusaha menguak tabir Menancapkan tombak cahaya di sela pepohonan berbatang keras Kupantulkan pesona cahaya pada  sungai yang membelahmu  Menggetarkan kicauan di pelosok akar-akar tetumbuhan Menerobos kabut pekat di sepanjang curugmu Hanya embun belukar membasahi bibir keremangan hijau Semakin kucoba membuka misteri dirimu Semakin dalam aku tersesat di pedalaman tanpa jejak Aku mencari-cari dirimu di pegunungan hingga pelosok kampung Kudapati sepi di atap-atap rumah juga kokok ayam jantan Engkau datang ketika subuh  dibutakan oleh dingin Lalu cakrawala engkau bisukan dengan menyumbalkan kabut tebal Dirimu layaknya udara yang menyusup ke dahan-dahan Lalu hilang di balik batang-batang pohon di sepanjang sungai itu Engkaulah pagi yang tak mudah kutebak dan akulah siang  yang selalu menyergap namun tak mudah untuk tak

SUATU PAGI

Image
SUATU PAGI (Bt : Habibati) Suatu pagi engkau akan mendengar suara kicau di pokok pohon itu, namun engkau tak melihat burung apa  Suatu ketika engkau akan merasakan kehangatan sinar emas di halaman itu, tapi tak jelas bentuk nyata sang mentari Suatu saat engkau akan merasakan rindu yang membara di hati tapi engkau tak tahu apa namanya Suatu hari nanti tanpa engkau sadari telah tercipta curug di jiwa, (tempat aku menepi) meski engkau tak tahu kapan itu bermula, namun engkau yakini bahwa itu cinta namanya Kendari, 29 Mei 2020

SEPERTI BATU

Image
SEPERTI BATU (Bt : Habibati) Sebentar dulu Biarkan kepala itu Berbaring di panggkuanmu; Seperti batu yang tergeletak kaku Di halaman rumah kita; membisu Biar kurasakan langit membiru Awan berjalan semu Desir angin memburu Hijaunya dedaun dan kekupu Atau goyangan dahan pepaya itu Sebentar dulu Biar kunikmati detak jantungmu Hembus napasmu Belaian di kepalaku Dan rasa hangat di bibirmu Kendari, 26 Mei 2020

MENJADI BURUNG

Image
MENJADI BURUNG 🐦 (Bt : Habibati) Aku ingin menjadi 🐦 burung Di langit yang tak mudah murung Kepak sayap liarku terbang Engkau di sisiku setia tanpa bimbang Di pagi yang cerah ceria Kitalah dua makhluk paling berbahagia Di kabel listrik itu kita jadi benalu Dan langit menjadi haru biru Jika suatu ketika engkau duduk di teras Memandang langit dan kabel yang keras Ingatlah bahwa aku pernah membayangkan Kau dan aku menjadi 🐦 burung yang menyenangkan Kita hanya berdua Bersama kabel dan langit bersua Kendari, 26 Mei 2020 d4nosaurus

AKU INGIN MEMAAFKANMU

Image
AKU INGIN MEMAAFKANMU (Bt : Habibati) Aku ingin memaafkanmu seperti air yang ikhlas membersihkan sungai di hatinya Dengan suka cita membawa pergi kenangan ke muara tempat dosa dan noda berlayar Aku ingin memaafkanmu sebagaimana udara yang tak mengenal waktu mengudara di dadaku Ia tahu hatiku penuh salah begitu juga hatimu olehnya ia tak pernah berhenti berhembus bahkan membatasinya meski hanya sekali Kendari, 24 Mei 2020

SUATU MALAM MENJELANG LEBARAN

Image
SUATU MALAM MENJELANG LEBARAN (Bt : Habibati) Suatu hari ketika anak-anak kita pergi memulai hidup baru Pohon itu akan sepi dari suara canda haru biru Opor dan buras yang engkau masak semalaman masih utuh Dengan hati-hati engkau tuang ke dalam piring tanpa pernah engkau sentuh Bibirmu hanya menyebut nama mereka sembari mengingat-ngingatnya; seluruh ruangan hingar bingar oleh tawa dan cerita Tapi mungkin saat itu kita hanya duduk di dapur yang nyaman Hanya kita berdua. Menikmati apa yang ada;  opor, buras dan kenangan Kendari, 24 Mei 2020 d4nosaurus

HALAMAN KITA

Image
HALAMAN KITA (Bt : Habibati) Akhirnya kita terperangkap cinta di halaman ini Akad telah mengikat satu sama lain di sini Sejauh mata memandang hanya ada pohon dan engkau Kasihmu yang kupetik bunganya yang kuciumi dan pucuknya menjengkau Aku tak habis-habisnya bergelantungan di batang coklat itu Bermanja-manja dipangkuan kekasihku Di bawah pohon rimbun penuh daun dan burung berkicau Engkau seolah peri_ menumpahkan serbuk sari pada putik pada halaman kita yang hijau Semoga ada lelaba yang sudi memintal benang di sana Agar kita selamanya terpenjara di dalamnya Lalu hutan tumbuh bagai bangunan kokoh berkamuflase bah bunglon Hingga kita hilang dari dunia cuma ada kamu, aku dan pohon Kendari, 23 Mei 2020 d4nosaurus

PUAN SENDIRI

PUAN SENDIRI (Bt : Habibati) Jika puan lelah berdiri Ada baiknya memintal randu Jika tuan berburu kenari Jangan lupa membawa paku Wahai puan kini sendiri Tertiup sendu oleh rindu Bolehkah tuan  hibur hati Pengobat pilu cepat berlalu Jika puan hendak ke kali Jangan lupa membawa tali Jika tuan pergi kelana Pakai sepatu pakai celana Aduhai puan bermata jeli Bibir merah manis sekali Jangan sedih jangan gulana Esok tuan akan ke sana Kendari, 21 Mei 2020 d4nosaurus

JARAK

JARAK (Bt : Habibati) Mungkin ada baiknya jarak  Dengannya kita tahu seberapa hebat rindu yang tercipta Sudah berapa kilometer cinta kita teruji Bahkan mengenal waktu sepi dengan lebih baik Kita terlampau biasa dengan kehangatan hingga lupa arti malam dingin Terlalu sering bersama hingga lupa artinya merindu Setiap saat berpelukan lalu lupa rasanya kehilangan Biarkan kita berjarak kali ini Agar kita sadar bahwa kita butuh rindu yang menggebu-gebu Rindu yang membuat air mata terurai Karena sebagaimana dendam_ rindupun harus terbayar lunas Kendari, 21 Mei 2020 d4nosaurus

BUNGA

Image
BUNGA (Bt : Habibati) Engkau tak henti-hentinya berbunga di hati Kelopak yang lama kuncup kini mekar dengan hati-hati Aku bisa saja menjadi dahan dalam hidupmu  Menahan riak angin yang menggoyang rantingmu Menjadi kumbang yang akan mengisap madu dibibir merahmu Lalu berbaring dipelukmu hingga lelap hilang jejak dirimbunmu Bahkan aku bisa menjadi embun di kelopakmu  Menikmati pagi yang panjang hingga waktu tak tentu Kendari, 19 Mei 2020 d4nosaurus

POHON

Image
POHON (Bt : Habibati) Aku selalu mengingatmu seperti hujan Ketika ranting dan dahanku basah bagai hutan Tak ada kata-kata yang bisa membahasakan pelukan Air jatuh menetes di batang-batang amsal sentuhan Pucuk-pucuk hatiku segera mekar dalam harapan Menyerap tetes bulir kehidupan Aku selalu mengingat diriku bah pohon randu Ketika awan jelma bagai hujan rindu Kendari, 17 Mei 2020 d4nosaurus

DAUN

Image
DAUN (Bt : Habibati) Suatu hari nanti hatiku sebentuk daun kering Angin dingin akan hempaskannya dari reranting Saat itulah aku meminta engkau bersiap memelukku erat pada tanahmu Hangatkan helai yang melayang jatuh ke rentang tanganmu Hingga engkau dan aku menuju ke entah Atau; waktu memaknainya sebagai sejarah Kendari, 16 Mei 2020 d4nosaurus

DWINUM

Image
DWINUM (Bt : Habibati) Aku hanya ingin duduk berdua saja dan bermanja-manja Di depan rumah berhalaman hijau di usia senja Menjadi warna kekuningan menuju kecoklatan Meski begitu aku ingin menjadi daun terakhir di tangkaimu  Memandang lembayung yang segera berangkat menuju malam Mengantar sinar jatuh tepat di remang kelam Aku hanya ingin menemanimu menghitung burung di cabang pohon itu Sembari merapikan tanganku pada pucuk jemarimu Kendari, 15 Mei 2020 d4nosaurus

MAWAR YANG INDAH

🌹 MAWAR YANG INDAH (Bt : Habibati) Selalu ada tempat buatmu di halaman hatiku Sebagai 🌹 mawar yang kucintai _wangi dan sedap terasa di jiwa Takkan kubiarkan engkau dihinggapi kumbang lalu Kan kupupuk engkau dengan aman juga iman Kubiarkan engkau menghirup mentari sepuasnya Merentangkan tangkai dan daunmu yang menghijau Kuntum-kuntum kelopakmu yang berwarna merah marun Engkau boleh membiak di dalamku menghiasi karya dan cipta sukmaku Namun ingat engkau takkan kurelakan menggores dengan duri  Meski itu sekadar gurauan angin  _karena itu aku menyayangimu sebagai mawar yang indah Kendari, 13 Mei 2020 d4nosaurus

DI DADAKU

DI DADAKU (Bt : Habibati) Di dadaku jantung berdetak Ada sungai darah mengalir tiap detik Sukma namanya Napas menguda ra damai dalam paru-paru Hembusnya halus jadi uap rupa-rupa Gelora namanya Saat mata terjaga pandangan membaik Kubiarkan engkau jelas nyata membiak Hasrat namanya Segalanya hidup dan bergerak dalam denyut Teraba dalam pikiran merangkai dengup Cinta namanya Kendari, 12 Mei 2020 d4nosaurus

KONDENSASI CINTA

Image
KONDENSASI CINTA (Bt : Habibati) Pagi itu tubuhku hanya sebentuk daun pisang _bergoyang diterpa angin sejuk  Sedangkan engkau memilih menjadi butiran permata di garis tulangnya Kita tidak berbuat apa-apa pagi itu  _hanya menatap halaman Merasakan dinginnya embun  _menari dihelai hijauan Mungkin engkau sedang merenung tentang matahari yang sebentar lagi hadir Tapi lupa esok engkau kembali datang dengan lebih banyak cinta yang lahir Engkau sedih karena akan pergi terserap panasnya hari Namun tanpa kita sadari rindu itu akan penuhi hati Membuat kita tiada saling melupakan  _meski sekejap Kendari, 14 Mei 2020 d4nosaurus

DI KAMAR KITA

DI KAMAR KITA (Bt : Habibati) Dalam tidurmu yang lelap selalu saja ada tangan yang melingkar di tubuhmu  Sepasang hidung yang setia menghirup dan hembuskan sesela lehermu  Sebuah senyuman yang memasuki mimpi-mimpi semata Atau sekadar ciuman sekilas diujung malam ketika ngantuk melentik di pelupuk mata Bahkan tertidur pun engkau mengigau menyebut namaku Aku menyebut namamu dalam mimpi yang hanya ada kita_  saling bertemu Kendari, 08 Mei 2020 d4nosaurus

AKULAH SI HUJAN

AKULAH SI HUJAN (Bt : Habibati) Dengannya jadilah angin  Beterbangan semesra semesta  Lincah hingga pecah membuncah Lunasi dahaga telaga kini berjelaga Jangan tanggalkan, jika hanya tunggalkan aku, tinggalkan basah  Takkan kulepas engkau lekas tanpa bekas merintik Dengannya jadilah tanah Menadahku seluas sebuas yang engkau puas Terimalah sebagai pekasih yang paling kinasih wahai kekasih Akulah candu buatmu rindu yang hilangkan randu kemarau Tumbuhkan lagi rahim tempatmu mukim di musim cintaku Mengarak tunas yang tak lagi berjarak karena aku arak bagimu Kendari, 07 Mei 2020 d4nosaurus

KEBAHAGIAAN ITU

KEBAHAGIAAN ITU ... Ketika malam datang seperti perang di dasar perutnya Ledakan granat dan mesin otomatis berbunyi dari bibirnya Tak ada keringat dan darah yang menghantu Begitu juga daging yang terkoyak di tanah barbatu  Hingga di suatu pagi yang cerah saat matahari baru lahir Burung-burung 🐦 sunyi tak lagi sembunyi seperti sihir Ia menemukan tubuhnya diterpa sinar hangat serta pipinya yang bersemu merah Kini ia mampu merasakan bunga yang mekar dan angin yang sesekali meniup lehernya yang berkerah Sungguh ia sadari derita itu begitu tipis bedanya Dengan bahagia yang begitu sederhana rasanya Kendari, 06  Mei 2020 d4nosaurus

SEGELAS ES BUAH

SEGELAS ES BUAH Menjelang magrib engkau jelma menjadi segelas es buah di rumah kita yang leluasa Ketika adzan pertama mengetuk pintu, engkau kuteguk dengan bismillah demi batalkan puasa Akulah dahaga yang terpuaskan oleh segarnya dirimu inginkan engkau menjadi kesegaran Mendamba engkau jadi potongan kelapa dan pepaya merah di lidahku  Tetesan air sirup yang lumer ke dalam kerongkongan yang sedari tadi merindukanmu Tunggu sebentar, biar kucerna dirimu ke dalam hatiku mencoba mengerti rasa yang ada dijiwa  Ah, engkau tak puas-puasnya kureguk teguk agar kuyakin engkau adalah rasa selama ini kunanti mampu mengobati luka yang menganga Kendari, 05 Mei 2020 d4nosaurus

AKU MENCINTAIMU

AKU MENCINTAIMU (Bt : Habibati) Aku mencintaimu dengan bismillah  Seperti air yang jatuh ke bumi sebagai rahmat yang tak puas-puasnya kureguk-teguk lunaskan dahaga Aku mencintaimu dengan bismillah Sebagaimana api yang menyala-nyala sebagai rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan kepadaku karena mencintaimu yang juga mencintaiku karenaNya Kendari, 05 Mei 2020 d4nosaurus

SECANGKIR TEH HANGAT

SECANGKIR TEH HANGAT (Bt : Habibati) Subuh itu kita duduk berdua di dapur kita yang permai Aku menjadi teh dalam sebuah cangkir mengamati engkau memasukkan biskuit ke mulut Mencelupkan sepotong patahannya ke dalamku lalu menghancurkannya ke dalam lidahmu Yah, kau boleh saja melakukan itu atau bahkan memasukkan jarimu kedalamnya untuk sekadar merasakan manis dan hangatnya diriku Hingga di penghujung sahur engkau menegukku tandas. Aku masuk ke dalammu sebagai tambahan kehangatan dalam tubuhmu Kubiarkan diriku di dalam dirimu hingga waktu adzan Oh, biarkan aku sebentar di sini Tunggu sebentar lagi Terkulai di dadamu yang damai Kendari, 04 Mei 2020 d4nosaurus

MENCARIMU

MENCARIMU (Bt : Habibati) Pagi itu aku bisa saja duduk bersantai _rumah kami yang damai Menggambar tentang pohon pisang di dalam pot Tentang titik air di daunnya yang enggan copot Tentang penjual sayur keliling yang hilir mudik di jam-jam itu  Mempertanyakan bunyi klakson motornya yang urung bisu Aku bisa saja duduk-duduk hingga 🐦 burung-burung datang dan pergi Daun-daun jatuh bahkan menari-nari digombal angin pagi Aku bisa saja melakukan ini dan itu tapi aku pilih mencarimu Mungkin engkau tersesat di halaman mushaf ditempat kita bertemu Antara qof dan kaf yang selalu kita pertaruhkan Atau bibir-bibir yang saling menghangatkan Kendari, 03 Mei 2020 d4nosaurus

HALAMAN RUMAH KITA #4

HALAMAN RUMAH KITA #4 (Bt : Habibati) Terik tercurah begitu melimpah di atap rumah kita Pohon Tabebuya, Nusa Indah, dan Bidara membentuk bayang di halaman yang sejuk Seperti itu sayang, engkau hadir layaknya hijau yang menyegarkan meniupkan angin  inginkan aku menjadi kumbang  tergoda olehmu Sebagai rumput yang merayap di sana  engkaulah keteduhan rindang  bersama burung yang kadang datang bertandang di surga kecil kita Beberapa 🌲 sakura menjatuhkan bunganya di tanahmu yang lembab  seakan-akan ia tahu bahwa engkaulah inangnya yang penuh cinta Aku akan selalu merindukan halaman rumah kita sebagaimana hatiku mendamba engkau  temaniku duduk di terasnya yang damai Kendari, 02 Mei 2020 d4nosaurus

HALAMAN RUMAH KITA #3

HALAMAN RUMAH KITA #3 (Bt : Habibati) Sebagaimana subuh lahir dari gelap engkau perlahan hadirkan cinta di sisi Timur  menatap wajahku dengan penuh semangat Engkau biarkan embun bergelantungan di kelopakmu nan cerah  seakan-akan engkaulah tetes awal dari kehidupan pagi Seperti kabut engkau tak ubahnya tabir di tubuh sang perawan  tak mudah ditembus mata perjaka ketika gema angin memainkan barisan dedaunan Akulah pepohonan berselimut sinar matamu  tatkala mentari menembus atmosfer bumi demi menjemput ciuman pertamanya Engkau pula kesegaran pagi saat kaki-kaki menginjak rerumputan basa mengisi dadaku dengan aroma mengendap di sukma   tak ingin pergi  saat engkau kuhembuskan Kendari, 02 Mei 2020 d4nosaurus

HALAMAN RUMAH KITA

HALAMAN RUMAH KITA (Bt : Habibati) Seumpama sore engkau adalah matahari yang menolak terbenam  sebelum senja merona di pangkuanku Sinar yang akhirnya ikhlas menjadi lembayung setelah puas menciumi dahan-dahan rinduku siang tadi Sebagai burung tanpa lelah beterbangan ke dalam pikiranku menuju barat ke dalam hatiku Akulah garis-garis cakrawala yang menginginkan engkau sebagai awan yang menggelayut di dadaku sebelum semburat merah merekah Aku pula langit sore yang mengharapkan engkau sebagai matahari untuk sekali lagi menghangati sebelum malam menidurkanku Aku takjub pada engkau yang hadir dalam hatiku dalam halaman rumahku ketika senja sejenak tersenyum malu-malu kepadaku Kendari, 01 Mei 2020 d4nosaurus

HALAMAN RUMAH KITA #2

HALAMAN RUMAH KITA #2 (Bt : Habibati) Aku kini menjelma malam dan engkau adalah gejolak sinar yang berjuang memberi cahaya  menembus kisi-kisi jendela Bagai bintang yang berkelip yang tak pernah sia-sia timbul tenggelam di antara awan  engkau selalu mencoba memberi berkas Amsal rembulan yang tak kunjung pudar sinarnya  seperti pancaran hidup yang sekali lagi menolak redup meriap-riap di mataku Engkaulah candil yang pantang padam dalam kelam hingga menembus dinding jelaja demi menentramkan ringkih jangkrik yang tak mudah tertidur Engkau pula sebaris doa ketika malam menghinggapi bibirku  mengantarkan jiwa yang lelah untuk merayap ke dalam pulas Kendari, 01 Mei 2020 d4nosaurus

JANGAN PERNAH

JANGAN PERNAH (Bt : Habibati) Jangan pernah engkau datangi sungai itu _bebatuan beku. Air yang keruh di dasarnya. Tak ada ikan yang rela bertandang Jangan pernah sekali-kali engkau menengoknya Meski sekejap Meski pangling Mesti lenyap Mesti berpaling Jangan pernah engkau Jangan. Kendari, 28 April 2020 d4nosaurus

BUAT HABIBATI

BUAT HABIBATI Apakah aku pernah katakan ini sebelumnya_  aku hanya sebentar di sini Hanya sementara Berceritalah tentang bunga-bunga di halaman rumah kita Yang merah yang hijau yang mataharinya penuh Rumput-rumputnya yang segar Burung-burung bersuara di tiap tangkainya Tentang air hujan yang datang di teras Tentang embun di kakimu ketika pagi-pagi engkau berjalan-jalan di sana dengan ceria Maukah engkau bercerita Tentang suatu waktu pada waktu yang sudah tak muda ini Tentang halaman rumah kita_ indahnya saat pagi saat sore bahkan malam hari di sana.  Maukah engkau bercerita sekali lagi tentang itu Untukku? Kendari, 28 April 2020 d4nosaurus

JANGAN

JANGAN (Bt : Habibati) Jangan pernah katakan itu Karena tanah hitam meski diam kau tak pernah bisa selami dambanya pada hujan Akan belaian air bening nan lembut basahi lelahnya akan dunia Engkau takkan bisa rasakan dendam sang 🌹 mawar ketika malam dingin bekukan kelopak merah demi cintanya pada sinar mentari Engkau takkan bisa rasa sepinya taman berbunga tanpa kekupu beterbangan dari kuncup ke kuncup Jadi jangan pernah katakan  kata-kata tanpa kata cinta tiap saatnya. Engkau tak akan pernah tahu rindunya aku mendengar bibirmu berkata, "uhibbuka fillah," pada hatiku Pada bibirku yang setiap saat ingin mengucapkan, "Ahabbakilladzii ahbabtani ilahuu" pada dirimu Kendari, 27 April 2020 d4nosaurus

CANDIL

CANDIL (Bt : Habibati) Aku mencarimu di sebuah mangkuk berisi Candil Mencari gula di dalamnya yang kutemui senyummu yang centil Uap gurih menguar dari santan pandan Begitu pula wajahmu berseri hatiku tertawan Oh lihatlah 👅 lidahku dimanja adonan ubi jalar bercampur tepung Bagai cintamu yang siap menangkap dan aku terkepung Seketika jatuh dalam kolam asmara Seperti sup kolak kini lumer terasa Kendari, 26 April 2020 D4nosaurus

BUKU

BUKU (Bt : Habibati) Aku bayangkan engkau kata-kata yang berbaris di halaman hati Jadi tinta tuliskan kata cinta dengan huruf-huruf besar pada jari Aku tak melarang engkau menggambar simbol hati Meletakkan anak panah dengan hati-hati Engkau boleh mewarnai dengan spidol merah jambu Menuliskan nama kita dengan pensil warna abu-abu  Apapun boleh kautorehkan di sana Segala sedih juga bahagia Namun jika engkau benci berpura-puralah sebagai kura-kura lucu yang ceria Bahkan jika kau marah tuliskan saja kata 'Rindu' dengan gembira ria Agar nanti suatu hari yang entah kapan aku bisa membacamu  Menemukan betapa berharganya diriku karena engkau telah mencintaiku Kendari, 24 April 2020 d4nosaurus

28 SYABAN

28 SYABAN  (Bt : Habibati) Setahun yang lalu di ranjang operasi Wajah itu pucat pasi  Pesakitan bah hantu mencekik napas Seluruh tenaga menguar di udara lepas Tepis segala sia-sia  Lendir darah menyeruak. Seorang anak manusia Teriakmu tangis dan tawa Suaranya mengisi ruang hampa Ah, engkau tak pernah lupakan itu Air matamu kini sehangat tahun yang lalu Kendari, 01 Ramadhan 1441 (24 April 2020) d4nosaurus

NASIOPA

NASIOPA (Bt : Habibati) Entah apa rasanya ketika tubuhku seperti pepaya muda engkau cemplungkan ke air mendidih Sementara engkau menjelma menjadi ikan pindang dengan bertabur biji cabe merah di panci Di saat siang hari yang cerah kita saling berpelukan di piring makan : dapur kita yang lengang Mungkin rasa lapar yang telah lama bertandang menjadi nafsu menguar hingga memberontak Saat itu kita saling cium tanpa henti puaskan hasrat yang lama pendam karena rindu terperam Jangan tanyakan akhirnya karena kita seperti piring kotor di atas ranjang dengan segala nikmat yang ada Kendari, 23 April 2020 d4nosaurus

SARAPAN

SARAPAN (Bt : Habibati) Beginikah rasanya sarapan secara online? 🍞 roti berwarna kecoklatan : Layaknya engkau yang berlumuran mentega dan garing di teflon Di tengahnya masih pula kau bermandikan cream susu Aku duduk di teras bagai rumput menanti embun Membaca pesanmu : 'ada roti tawar di kulkas' Seketika roti bakar itu meletup di balon pikiran Tetiba, Remahnya berhamburan begitu saja Pesan telah kujejalkan ke lambung Namun, Masih menanti embun_ Dan engkau yang lumer di bibir Kendari, 21 April 2020 d4nosaurus

PUISI CINTA

PUISI CINTA (Bt : Habibati) Masih ada tempat untuk dirimu di bait puisi ini Cukup buat dirimu meletakkan dudukmu Menatap huruf-huruf kecil yang bermain berkejaran Tunggu dulu simpan saja wajah beku yang tertekuk itu Bukankah telah kukatakan masih ada tempat untukmu di baris pertama pada puisi ini? Jadi tolong pandangilah huruf-huruf kecil itu dengan senyuman Seperti ketika pertama kali engkau mendengar puisi cinta tentang hatimu Kendari, 18 April 2020 d4nosaurus

MAKANAN (dari) MASA LALU

MAKANAN (dari) MASA LALU (Bt : Habibati) Siang itu aku pulang tepat jam makan siang Engkau sibuk menghidangkan makanan di atas meja "Aku tahu engkau dulu suka makanan itu, makanya aku memanaskan lagi untukmu," katamu saat kita duduk di meja makan tanpa kursi Asap mengepul dari atas piring sayur 🍄 jamur Tiba-tiba aku berdiri membalikkan badan hendak keluar "Mau ke mana?" Tanyamu lagi "Aku akan pergi ke masa lalu untuk menghabiskan sisa makanan itu, agar engkau tak lagi memanasinya berulang-ulang kali!" "..." Kendari, 17 April 2020 d4nosaurus

PULANG

PULANG (Bt : Habibati) Sayang apakah engkau telah bersiap-siap? Jam keberangkatan tak tentu kapan waktunya Tapi tiket sudah ada pada masing-masing kantong baju yang kita pakai Tak usah turunkan koper itu, kita tak membutuhkan itu Karena kita tak memerlukan barang bawaan Sudah simpan setrika itu, kita tak membutuhkan pakaian dinas yang rapi di sana Bergegaslah sayang kita hanya sementara di sini Besok, lusa, tulat, tubin entah kapan supir grab kita datang ke depan rumah Ia tak perlu mengucapkan salam untuk masuk ke kamar-kamar kita Bahkan saat kita sedang tertidur Ia dengan suka cita membawa kita kembali 'Tuk P    u    l    a    n    g . . . Kendari, 16 April 2020 d4nosaurus

ROH

ROH (Bt : Habibati) Mungkin engkau belum lupa tentang tanyamu "Sejak kapan engkau mencintaiku?" Aku tersenyum bukan karena tak bisa menjawab itu Namun karena kau takkan percaya jika jawabannya begitu Seperti kayu yang tahu menjadikannya abu ketika diucapkan cinta pada 🔥 api Seumpama hujan yang yakin menjadikannya tiada sejak awan merayunya Sebagaimana malam yang tahu pasti esok tiada lagi namun selalu merindukan pagi Seperti itu cintaku bermula sejak rohku mengenal rohmu meski jua belum bersua Walau wajahmu tiad a terbilang namun kepatuhan kepada Tuhanmu telah terbaca dan hatiku telah menerima Kendari, 15 April 2020 d4nosaurus

CEMBURU

CEMBURU (Bt : Habibati) Engkau tahu sayang ada daun yang tak pernah resah meski langit merahasiakan hujan Ada tanah yang tak pernah iri meski wajahnya pecah dan terbelah karena kemarau meradang Bahkan benang sari dan putik menahan rindu saat angin reda tak lagi menyatukan mereka Meski pelepah jatuh dan terkulai ada pohon yang tak sedih karena yakin ada waktunya pucuk-pucuk muda tumbuh berganti Begitu pula cinta juga kebaikan pada inangku  Jangan engkau cemburu karena sesungguhnya aku sedang mengajari anak kita untuk berbakti kepadamu Kendari, 15 April 2020 d4nosaurus

DOA

DOA (Bt : Habibati) Suatu ketika engkau bertanya apakah aku mencintaimu? Entah dengan apa bisa kujelaskan ini padamu, sayang Karena sebagaimana malam meski mencintai embun ia hanya bisa mensyukuri matahari pagi kagumi titik air pada kuntum bunga  Seekor ulat daun akhirnya ridho menyembunyikan diri dalam kepompong agar kekupu bahagia nantinya Sehitam-hitamnya tanah akan sabar membiakkan akar di dalamnya hingga bunga-bunga bermekaran di atasnya Hujan di depan rumah kita ikhlas jatuh ribuan kilo jauhnya dari awan demi pepohonan kering di teras kita Lalu dengan apa aku mencintaimu sayang? Dengan doa yang dipanjatkan meski tak kaudengar kusebut namamu Kendari, 15 April 2020 d4nosaurus

AKU BERADA DI DALAM MU

Aku Berada Di DalamMu WajahMu ribuan titik sinar menghujam dari sesela pohon  Aku hanyalah keremangan dedaun bergerak liar di antara dahan yang rapuh  Bila tangan tak mampu menggapai apalagi pandangku tak kuasa menahan gemerlap bias  Bila cahya begitu terang lagi membutakan mungkinkah kesadaran menerawang hingga akhir  Engkau panas lampu tempel dalam pondok berjelaja bambu dengan sulur-sulur benang minyak yang pekat mengeluarkan asap dan aku hanyalah seekor laron kecil mencoba melihat lebih dekat tanpa sadari sayap telah terbakar dan mati Di dapur beratap daun kering dan bertungku batu Engkau pula api yang meretas di antara kayu bakar dan setelahnya tinggal aku menjadi debu beterbangan Bagaimana pula menggapaiMu sementara aku berada di genggamMu Bagaimana harus mencariMu  Sementara aku berada di dalamMu Kdi, 28 Februari 2018 

GELEMBUNG CINTA

GELEMBUNG CINTA  Andai saja aku gelembung  Engkau mungkin udara mengambung  Penuhi jiwaku yang haus Puaskan sukmaku menghalus  Semakin kusebut namaMu  Ragaku melayang mengadu  Meratapi jerat jerit duka meluka  Tajamnya ranting runcing melupa  Angin angan kehidupan terbawa  Di waktu yang entah terduga  Kadang tawa buat kita menangis  Hingga doa terbersit di langit mengais  Akulah yang terombang-ambing Tertiup sang bayu terpontang-panting  Mengarungi segenap semesta banglas  Demi pengampunanMu yang maha luas  Jika waktuku telah tiba Aku pecah tak terduga  Di antara siang menjelang  Malam kelam berenang  IBNU NAFISAH  Kdi, 07,Maret 2018 

GUNUNG TIHAMAH

Gunung Tihamah Ketika panasnya menusuk kulit dan daging  Kita sedang berlomba-lomba bak lumba-lumba  Penuhi surau-surau yang parau jauh berdenging  Di tengah malam sepi tak bertepi kita juga sama berjumpa  Tatkala kau hilang dalam kesendirian entah di mana  Gunung setinggi Tihamah pun beterbangan bagai debu  Aku terjungkir dari puncaknya entah ke mana Layaknya musafir terhempas dan lepas jadi abu  IBNU NAFISAH  Kdi 26 Maret  2018 

SUNGAI DI DEPAN RUMAH

Sungai Di Depan Rumah  Entah ada atau tidak sungai di depan rumah  Namun sekali waktu aku turut mandi  di sana Di pagi buta airnya begitu bening arusnya mengalir hening  Nampak ikan-ikan berenang terpantul tenang  Kala mentari menari airnya segar menetes di kening  Seakan anak-anak berlomba lari dalam renang  Tatkala sinarnya tergelincir ke arah barat suaranya masih syahdu  Katak pun melompat ketepian saat remang mengadu Jangkrik seakan bertasbih di malam kakiku terakhir kubasuh  Entah ada atau tidak sungai di depan rumahmu Tapi kuyakin suatu waktu kau takkan melewatkan  Di lima waktu setiap hari yang kau rindu  Seakan menyucikan dosa yang kerap tersentuh di jalanan  IBNU NAFISAH  Kdi 29 Maret 2018 

LIMA PUISI

Lima Puisi I. Pemuda Aku tak punya kekuasaan pada dirimu. Karena engkaulah peluru yang terlanjur dimuntahkan. Darinya menerobos segala sekat meski pekat terasa. Engkau pula badai yang terperangkap dalam rumah. Jika engkau melangkah segala petir dan hujan bersatu. Jalan-jalan dan selokan tak mampu menampung keluh kesahmu. Engkaulah di mana segala penyesalan bermula. Ketika tembok runtuh oleh kepalanya tangan, kekesalan pecah di kaki yang masih hijau. Wajah dan badan selayaknya gendang yang coba dibunyikan dengan hasrat yang paling liar. Hingga engkau sampai di kaki sebuah bukit. Lalu senja memanggilmu sebagai lelah dan lemah. Ketidakberdayaan adalah namamu terakhir saat puncak itu engkau raih. II. Sehat Denganmu segala rasa mampu kuucapkan dengan lantang. Luka terbuka dari pedihnya dunia mampu kutampung. Akulah lautan tempat muara segala harap. Tempat kapal-kapal angan berlabuh. Camar  berkepak cita-cita yang menukik di atas samudra gairah. Denganmu ak ulah gunung yang tinggi. B

TAMU YANG TAK INGIN KAUSAPA

Tamu Yang Tak Ingin Kau Sapa  Tamu  Seorang kawan  Minta untuk bertemu  Di ranjang tempat kutertawan  Ia katakan ingin menjenguk Mendoakan yang sakit Hatiku remuk  Pahit  Kejang  Tubuh bergetar  Menahanku dari ranjang  Meski senyum seringai  melatar  Kaki-kaki seakan ingin berlari Namun raga membeku  Ia menghampiri  Terpaku Kosong  Wajahnya meringis  Jiwaku serasa gosong  Seperti batu yang menangis  Ketika ia berkata,  "Pergi!"  Aku terpojok sendiri  Tatapan sepi  Abadi  IBNU NAFISAH  Kdi 01 April 2018 

BAGAI BUNGA YANG DIPETIK KEMUDIAN LAYU

Bagai Bunga Yang Dipetik Kemudian Layu Aku tak punya kekuatan padamu. Bumi tempatmu berjalan dan kegembiraan serta rumah-rumah di atasnya hanyalah perempuan yang menari di atas gendang. Sekali terpikat olehnya dunia seakan surga buatan. Aku tak punya daya mengubahmu seperti benih. Ia bebas berkecambah sesuka hati menjulurkan pucuk muda ke mana matari bersinar. Ke mana akar mengarah untuk mencapai air hidupnya. Aku tak punya kekuasaan atasmu. Layaknya awan gelap bergumul dan di mana saja ia mampu menurunkan tetesnya. Membanjiri sungai dan jalanan yang hendak kau jalani. Aku takkan pernah mampu memintamu menjalani jalan yang tak kau sukai. Karena kampung dunia begitulah menggiurkan. Menawarkan setangkai bunga mekar yang hendak kau petik. Tak seberapa lama iapun layu di tangan. IBNU NAFISAH Kdi 04 April 2018 

JIKA AKU BELAJAR MENCINTAI

Jika Aku Belajar Mencintai Jika aku belajar mencintai maka seluruh indraku mengeja. Kepala bertumbuh rumput di padang-padang yang tertiup angin membawa aroma alam di pondok kayu beratap daun kering. H atiku menggali lubang-lubang dikedalamannya dan akan kutemukan pasir, bebatuan dan mata air yang nantinya menyegarkan mata batinku. Ragaku merangkai tiap gerak bersama tulang belulang dan otot daging di dalamnya. Kakiku akan ringan melangkah karena cinta yang ditawarkan tak lebih jua tak kurang. Tanganku menggapai-gapai seakan cinta adalah awan yang nampak maya tapi kaya rasa. Bila aku belajar mencinta, kau akan memandangku sebagai anak yatim di pojok-pojok toko atau tangan-tangan yang memegang tamborin di lampu-lampu merah. Akulah mesjid-mesjid yang lapang namun tak jua memasukinya. Pun lemari berisi musyaf yang tak akan  kaudekati bahkan sekadar menyapa, ''Apa kabarmu hari ini?'' Jika aku belajar mencintai, kau akan memandangku sebagai puncak menara di mesjid-mesjid.

KESENANGAN YANG MENIPU

Kesenangan Yang Menipu  Jangan percaya pada Dunia Jika janjikan abadi Hanya fana Sejati  Jangan terlena hingga terlupa Hiburan tak bermakna Kadang hebat Sesaat Saat merasa inilah surga Hidup damai bahagia Penuh tawa  Sahaja  Ketika itu ujian dimulai Khuldi nampak lezat  Ranum gemulai Nikmat  Sekali engkau tancapkan gigi  Maka terhempaslah ia Pada gerigi Dosa Begitulah mawar nampak indah Mekar marak bersemi  Sembunyi luka Berduri  IBNU NAFISAH  Kdi 03 April 2018 

APA HEBATNYA CINTA

Apa Hebatnya Cinta Apa hebatnya cinta ini  Datang dan pergi  Sesuka hati Berlalu Sedalam lautan luas terbentang  Setinggi gunung terentang  Sejauh memandang  Menyayang Katanya tak akan meluntur  Meski rindu mengucur  Cemburu  melacur  Menghambur  Apa hebatnya cinta ini  Manis saat kini Pahit sedih  Nanti  Adakah cinta yang sejati  Memberi tanpa benci Tiada mati Abadi Adakah cinta yang paripurna  Pemilik maha sempurna  Selain Dia Allah  IBNU NAFISAH  Kdi, 15 April 2018  28 Rajab 1439 H 

JIWA MURSAL

Jiwa Mursal Suatu ketika aku bersujud tiada henti. Raga entah di mana begitu pula jiwa mursal. 'Sembunyikan jiwamu' meski sunyi terus berbunyi. Begitu pula malam menutupi hidup yang tak lagi penuh. 'Maka biarkan hatimu kosong' dalam lorong-lorong terasing hingga jera melolong. Tapi, aku hina-dina, celaka belaka! Tak ada tempat bagi kaum diryah di surga. Lalu ke mana mereka pergi? IBNU NAFISAH Kdi, 17 April 2018 01 Syaban 1439 H 

HANIF

Hanif Apa yang kau cari selain jalan yang lurus Tanpa tanda tanya di balok menjurus Engkau sudah tahu kompas mana yang benar Jarum di sana menunjukkan arah tempatmu bernalar Sebagaimana sungai tahu muara lautan Hingga arusmu nantinya bersatu bagai larutan Sejak kecil lisanmu telah merangkak membaca namaNya Hingga dewasa kau bisa menjawab dan bertanya Lalu kini tentukan arahmu seandainya kau tersesat menjalani  Karena engkau sepandai-pandainya kaum yang terberkahi  IBNU NAFISAH  Kdi, 19 April 2018  03 Sha'ban 1439 H 

EMPAT PUISI BUAT LELAKI

Empat Puisi Buat Lelaki #Kecantikan Kadang kita menjatuhkan diri ke dalam lembaran paragraf seorang asing dan setelahnya menuliskan kata-kata yang bukan kita. Mengagungkan paras sebening porselin yang kadang dipajang di atas lemari dan dibersihkan jika berdebu. Diri kita telah lama sekali dicuri dari badannya. Awalnya dijajah oleh pikiran yang sama sekali bukan kita. Otak kita dicekoki, dipaksa dan akhirnya dicuci oleh pergaulan dan pandangan. Hingga akhirnya seorang perempuan dinilai bak bunga. Dicium semerbaknya dan dipandangi warnanya. Tanpa peduli mereka berduri atau beracun. Sekali mengenali kemolekannya lalu kita mencapnya sebagai ratu yang harus menguasai sebuah kerajaan. Meski sang ratu menghadiri pesta-pesta tanpa apapun. Lalu semua mengaminkan keindahan tubuhnya dan kita hanya termangu tanpa bisa berkata-kata. Karena kecantikan yang ada dalam kepala kita hanya apa yang terlihat. Apa yang terbaca oleh mata dan dirasakan oleh kulit. Karena kita adalah anak-anak zaman yang

DIBATASI RINDU

Malam ini kita memang dibatasi rindu sejauh sepuluh koma sembilan kilometer lebih Aku berjaga-jaga menatap ke jalan raya tapi bukan di sisimu Mataku dibanjiri kendaraan lalu lalang tapi tak satupun menepi Bukan berarti berharap engkau turun di salah satu kendaraan itu Aku hanya berharap ia membawa doa-doa yang terucap di hati Hingga rindu terkikis meski tak jua terobati Bt: hbbt//D_ 24/042019

PADA SUATU WAKTU: ENGKAU DIEMPAT ZAMAN INI

Pada suatu waktu : Engkau diempat zaman ini : I. ZINA Suatu saat gemuruh dahsyat akan menggetarkan rongga tubuhmu. Pancarannya bagai gejolak badai menerjang karang. Tiada jalan untuk berlari menyelamatkan diri. Engkau sempat memikirkan untuk pergi darinya, namun dahaga segera menyeruak sesakkan dada. Napasmu nanti berlomba mengejar kenikmatan semu. Fikirmu nanti bak bohlam redup terlempar anak-anak jahil. Kekuatanmu serupa siluman menyibak yang tersingkap. Engkaulah serendah-rendahnya tanah yang terpijak, tapi tak jua kausadari. Matamu nyalang menahan geram. Engkaulah kegelapan malam, dari jauh suara anjing meraung-raung. Dari bulan jauh hanya cahayanya yang tak mampu menahan liar udara. Hingga akhirnya dengan senang hati engkau memasuki ladza. II. SUTRA Hingga di suatu waktu yang cerah. Langkah kakimu menapaki rumput bak permadani. Kereta emas yang engkau naiki tadi, parkir tak jauh dari istanamu yang keemasan. Keanggunanmu bagai angin yang jatuh kala mentari sore melemparkan senj