MENUNTUN PENAT
MENUNTUN PENAT
(Bt : Habibati)
Ada serangga berdengung menyayat dari balik pohon yang tak ingin pergi
Suara angin berkesiur di ranting paling tinggi
Ada yang duduk saja mendengar alam di depan rumahnya
Sembari mengagumi gurauan kupu pada kelopak bunga
Ia hanya ingin menjadi kata-kata dalam selembar surat
Sebuah kalimat yang ingin dikirim pada sebuah alamat
Atau mencari ke dalam puisi tentang sesuatu yang lama ia baca dibalik koma
Lalu membentur-benturkan jemari pada catatannya
Namun akhirnya ia memilih bergelung di dada kekasihnya
Yang kini mengusapnya perlahan seraya menuntun penat di matanya
Kendari, 11 Juni 2020
Comments
Post a Comment