ANGIN SUNYI
ANGIN SUNYI
Detak jam begitu nyata menggertak
Pada suara angin membelai udara
Berderai tidurkan ramai yang kini lupa akan luka
Angankan aku adalah angin itu
Yang tak merajuk meskipun lelah
Hendak menuju lekuk daun telingamu untuk istirah
Sebab aku ingin melipat jarak yang kini beranjak untuk berarak
Menggulung waktu lalu. Semakin beku dan kelu
Hingga tak terasa lagi sakit oleh pahit detik itu
Pahit yang terbit usai diperam sedetik tadi
Oleh bersit rindu yang bangkit dalam sedetak nadi
Ketika membayangkan parasmu dalam semedi
Yang ada hanya siut
Yang nyata cuma kesiur
Selebihnya udara kisut yang simpang siur
Dan perihal sesal yang menjelma berjuta amsal
Tetap tinggal, tak mau tanggal
Janggal dan kekal
Ibnu Nafisah & Sigit Jatikusumo
Kendari, 16 Maret 2016
Comments
Post a Comment