AKU MENGINGATMU PAGI INI
Aku mengingatmu pagi ini
Sebagai pohon berdaun ramai lalu burung dibuai angin di batangnya bersarang rerumput kering
Aku berjalan-jalan di bayangmu sebagaimana teduh tak ingin pindah oleh mentari karena hari terlampau sering
Tak jua jenuh duduk lalu berdiri mondar mandir di sekitarmu masih betah melihat -lihat guratan batang bahkan daun kekuningan jatuh bagai kecantikan senja
Ada ranting mulai kehilangan daun lalu lepas dari tempatnya menimpa bumi tapi engkau masih bisa tersenyum lalu pucukmu mulai bertunas
Kemudian hujan datang lumut mulai menghijau di pokok batang sehitam pekat tapi engkau lagi-lagi tersenyum dan masih anggun berdiri
Aku tak jenuh berputar-putar di sekitarmu memanjati ketinggian batangmu menelusuri segala lekuk dan kerindangan sejukmu hingga tak tahu ketiduran aku padamu
Aku terlampau penuh rasa padamu hingga tanpa sadar jari jemari menuliskan nama kita berdua pada batang pohonmu tanpa lupa meninggalkan anak panah dalam sebentuk hati di sana
Ah, sayang aku mengingatmu pagi ini seperti pagi-pagi hari lalu ketika pertama kali dipertemukan oleh Tuhan yang telah menciptakan dirimu juga diriku
Aku mengingatmu sebagaimana hujan mencari tempat sembunyi di dedaunan basah lalu menyentuh kulit berkambium tebal hingga mendapatkan dirinya merayap ke dalam tanah diserap cinta akar itu
Aku akan selalu mengingatmu di hari panas jua hari gerimis berujung hujan tanpa ampun
Kau akan selalu jadi pohon perindu bergaung di lembah-lembah jiwaku yang paling purba bahkan zaman berubah menjadikan ingatan sebagai fosil di bebatuan tak bertuan
Aku akan selalu mengingatmu hingga waktu bersetubuh dengan takdir menjadikan kita hanyalah cerita masa lalu di bibir anak-anak kita mungkin juga di suatu saat di masa depan bagai dongeng pengantar tidur yang tak tentu kebenarannya karena mereka berkisah bagai mitos
Percayalah kekasih, duhai pujaaan hatiku, engkaulah ratu di kerajaan hatiku dengan keanggunan keagungan emas jiwaku yang terdalam saat ini engkaulah satu-satunya pohon cintaku
Aku akan selalu mengingatmu begitu, untuk kemarin dan hari ini. Esok? Entahlah. Doakanlah semoga Allah meridhoi cinta kita keesokan paginya ...
Hingga aku dapati dirimu berdiri kokoh di hatiku dan aku tak lelah memunguti daun-daun gugur demi tunas-tunas muda yang akan mekar menantang mentari
Bt: hbbt//D_24/04/2019
Comments
Post a Comment