AKU MENEMUKANMU

AKU MENEMUKANMU

Aku menemukan sebentuk kelewang terselip di bait puisi ini

Begitu tajam menancap pada daging hingga ke tulang hati

Darahnya mengalir pada tiap halaman buku, merembes hingga ke jantung

Hampir kehabisan napas untuk sekadar membaca, jadi lumpuh mematung

Aku menemukan ketidakadilan pada baris-baris koran yang kau baca

Jeritmu berdesir bagai kuda tanpa kusir berlari dalam tapal penuh pecahan kaca

Pada deretan kotak-kotak suara yang mengudara di hari kelimabelas

Juga seruan burung-burung kecil saban hari bercicit keras di ranting reras

Oh, aku mencium kebencian di udara dalam kabut fajar

Asap dan api bagai dua anak manusia saling gumul, gila sasar

Dan setelahnya akupun masih mendengar auman panjang di jalan-jalan

Di wajah serta tembok-tembok kota bagai air menggenang dalam hujan

Sungguh. Aku menemukan sebentuk kelewang dalam bait-bait puisi ini

Tapi kau merapatkan telunjuk di bibir dan berlari dalam sepi!?

IBNU NAFISAH
Kendari, 24 Februari 2017

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan