Aku Ingin Membunuh Sepi
Aku ingin membunuh sepi
Aku ingin membunuh sepi di matamu yang beku. Di mana tetes air jatuh di sajadah dingin oleh hujan tengah malam buta. Aku ingin membunuh sepi seperti lampu teras yang nekat menerobos masuk ke ruang gelap di rumahmu di sepertiga malam ketika bunyi atap bergemuruh oleh guntur dan kilat. Aku ingin membunuhmu, sepi, menikam jadi bercak darah di tembok dan lantai ketika kepala beradu kuat dengan lutut ditiap rakaatnya.
Aku ingin membunuh sepi di mata bening. Di gelap malam di waktu yang tak biasa. Secara pelan tanpa suara dan kata-kata. Bagai niat jahat yang bersemayam dalam hati yang busuk. Mengendap-endap di ujung jendela dengan waspada mengintip ke dalam. Menunggu kau lengah lalu kubunuh sepi di matamu.
Cuma sebuah aba-aba dari langit dan awan. Sekali ini kau kan kubunuh tanpa suara. Ketika adzan di ujung langit yang entah datang bergelombang maka saat itu bibirmu akan kubungkam dan sebuah sabetan menembus leher. Lalu sepi akan mati saat itu juga. Aku? Akan berpura-pura lupa tapi kuingat akulah yang telah membunuh sepi di matamu ketika sorot lampu terasmu mencoba masuk ke dalam rumahmu. Malam itu.
25 Juni 2017
Kendari
Comments
Post a Comment