RUMAH #2
RUMAH
Ketika aku adalah rumah
Di sisikulah tempatmu berpulang
Meletakkan tubuh lelah hingga subuh
Cerita berita dan derita kan ternaungi dipikirku
Terlindungi dari cahaya dan bahaya
Menjaga segala resah remah rebahmu
Akulah arah dari segenap tujuan darah nadi
Menghulu-hilir parit sungai kisah kasih
Bertubi-tubi tiba di penjuru ribuan tubir tabirmu
Tembok kokoh yang kau butuh buat membaut bulat sandar sindir kelesah gelisah
Ruang kosong jerit jerat hinggapmu dianggap berarti
Ubin pijakan di kala raga terasa kalah dan salah oleh dunia
Kembali kenali kendali hidupmu di tiang tilang atapku
Di tingkap tangkap tertinggi jendela yang terbuka
Di sana padang panjang ranjang kita memandang
Masa muasal dari segala asal kebaikan menunggu
Menanti bayang datangmu di teras deras hari-hariku
Mengetuk ketik jentik rintik jemari di pintu hati
Kembalilah di tempat tulang rusukmu dulu bermukim
Di rongga dada dahulu kau huni sebagi bumi akhirmu berada
Mengisi satu waktu walau itu terasa singkat sebagai keindahan fana
Ibnu Nafisah
Kendari, 26 Januari 2016
Comments
Post a Comment