JENDELA
JENDELA
Di jendela rumah kita tiba-tiba aku jadi tuli
Tak kudengar suara lama pernah kurindu
Di kala pagi berkabut di atas pohon di antara cabang-cabang
Atau bahkan senja di langit yang merah merona
Kemana suara itu hingga hati tak tergerak mencari ke mana-mana
Tangan tak lagi meraba di mana-mana
Tak ada jejak kakiku di sana di luar rumah
Aku mencari-cari dan tersesat di dinding buta tembok rumah kita yang kau sebut kokoh
Aku membaca angin yang masuk memalui jendela
Menguraikan bunyi yang sekecil apapun masuk ke dalam telingaku
Mereka-reka benda yang bergerak-gerak dari bibirmu
Tidak. Tidak aku tidak mendengar sepatah kata pun di sana
Bukankah ini waktunya
Aku mendengar seruling nun jauh di lubuk hatiku tapi tetap samar
Aku tahu aku tuli dan mataku buta
Tapi hatiku pun kini mulai mati rasa
Tenggelam dalam dunia tanpa cahaya
Bila kau mendengar sesuatu dari luar rumah di jendelamu
Katakanlah itu padaku
Kumohon.
Namun mungkin suaramu pun tak mampu kudengar huruf perhuruf
Karena mungkin inilah artinya jika pintu-pintu telah tertutup
Bahkan jendela pun tak ingin khianat
Kendari, 10 September 2017
IBNU NAFISAH
Comments
Post a Comment