PAGI BENING

PAGI BENING

I
Ia hanya ingin di sana. Berdiri sendiri di antara daun-daun hijau. Sementara kelopaknya berisi embun pagi. Menunggu sesuatu lahir di ujung pepohonan.

II
Wajahnya bening tersaput kabut. Udara dingin seakan menggenggamnya. Memaksanya untuk menggigil dalam kepedihan. Menunggu.

III
Ke mana? Bisiknya pada jiwa rapuh. Wajah kemarin kini tak nampak. Sepanjang mata memandang terlihat hanya kabar kabur di angkasa.

IV
Dalam penantian yang sangat panjang, daun-daunnya kunyup oleh sepi. Angin gelisah bertiup bagai pisau yang tajam. Lupakah ia padaku, pada janji itu? Gumamnya hanya diam membisu.

V
Di ambang batas ketidaksabaran di hati. Tiba-tiba ia tersenyum. Semburat cahaya menyiram tubuhnya, menghangat. Ah, senyuman itu begitu indah. Seindah bunga mekar tatkala matahari pagi bersinar bening.

IBNU NAFISAH
Kendari, 27 Maret 2017

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan