TEMBOK

TEMBOK

Ingin kutulis putih pada tembok
Atau merah pada kepala
Luka pada hati
Teriakan pada udara
Melonglong bak anjing
Karena kelaparan oleh sepi
Dihianati waktu
Serta diperangi rindu

Ingin kucoret goreskan hampa di dinding terjal
Percikan amarah kepalan tangan
Ludahi saja tinggal pergi
Mungkin pula percikan darah di sana
Sambil menahan luapan di dada
Air pada mata
Bukan karena sedih tapi pedih
Merana meraba ruang kosong yang melompong
........
Selebihnya kau tahu sendiri
Karena aku tak ada saat bayangmu semakin jauh di ingatan.

Ibnu Nafisah
Kendari, 16 April 2016

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

TERSELAP