BANTAL

BANTAL

Semalam kita berpagut tiada henti hingga letih
Kamar menutup mata karena gelap senyap dan akhirnya lenyap
Lantai tak sedingin pantai berhembus santai sampai merantai lelap
Inilah hari kesekian kalinya dinding memberi kesaksian tentang keseksian kita di atas ranjang
Tapi kali ini tanpa siapa-siapa tanpa sapa tanpa suara di udara
Hanya sebungkus bantal yang mengental telah lama kukenal
Pengantar ketidaksadaran-ketidaksabaran melewati waktu
Bagai jembatan titian sampailah kita di pagi hari dengan jari-jari yang masih utuh
Kepala yang masih pada tempatnya tepatnya masih hidup
Demi memeluknya di makam malam yang telah karam
Berteman jeritan jeratan kelam yang tak berkesudahan hingga berkesusahan
Lalu melagu melayu seperti malam malam sebelumnya di taman alam bawah sadar yang biasa kita kunjungi
Kemasilah relasi, teman, sahabat, yang hendak ikut serta mungkin juga kinasih, kekasih, atau kedasih segara
Sebelum sauh ditarik bahtera jauh berlayar ke pulau-pulau yang tak pernah tersinggahi
Di laut luar kini liar mengombak
Sebelum tangan terangkat dan tak lagi terjangkau
Ucapan selamat jalan selamat tidur pada bantal kecilku

Ibnu Nafisah
Kendari, 17 April 2016

Comments

Popular posts from this blog

Di Meja Makan

PANTUN BUJANGAN

Pelabuhan