SARAK
SARAK Akulah bibir yang menampung segala cemas saat kau menjadi air di gelas Namun panas parasmu membakar hingga lidah pisah dahaga pada telaga Ingin menjadi pagi membagi sinar hangat dikuntum sang kinasih Tapi bunga layu bagai lagu tanpa syair syiar musik mengalun mengayun Kau asin laut larung dalam tiap cekung samudera Juga ombak yang tak mudah tertebak kapan menjebak Jadi nelayan atau ikan bermain di bawah senyum takdirmu Aku adalah awan tak mampu merabah langit meski bersisian Atau hujan tak jelas jatuhnya karena angin bermain tak tentu Karena linang matamu merambah lubang sedih juga pedihku Ibnu Nafisah Kendari, 27 April 2016