Sita
Sita
Di bawah bayang-bayang hari yang lalu
Ia tumbuh serupa lumut paku
Bermekaran di sesela pohon dedalu
Kandaka semayam rasa dahulu
Matanya adalah perigi mengalir
Mengisi petak-petak sawah bergilir
Lama. Lama sekali masih berair
Tertulis di buku kalbu sang penyair
Seruling entah dari saung mana
Gemanya memantul di masa lampau
Nyaring menggetarkan stalakmit jiwa
Kadang di lembah bersama kepakan silampukau
Dua curug di wajah gunung
Serupa senyuman kembali merenung
Kadang tawanya pecah di tebing rindang
Terbawa suara burung kepodang
Matanya dalam nan hitam
Airnya jernih mungkin dulu nampak kelam
Sekarang hanya gelombang kecil di sana
Tenggelamkan aku di masa yang lama
Kini hanya nampak punggungnya berjalan di pematang
Bulir-bulir padi menguning mencoba menahan langkahnya
Tapi bayangnya terus merebah semakin memanjang
Hingga semburat cahaya barat semakin gelap di belakangnya
Apakah ia mencoba mengatakan ini hanya sebuah lukisan
Gambaran masa silam yang tak mudah pergi jua kembali
Karena pigura melekat erat di tembok sebagai jeritan
Di waktu yang sama juga menghiasi ruangan dalam hati
Kita terlanjur memakunya di sana
Memisahkan kenangan dan mimpi
Dengan kisah yang semakin tua
Seperti dua asing yang saling sisi
KDI, 16/01/2017
Comments
Post a Comment