PERIHAL BATU-BATU BISU
Perihal Batu-Batu Bisu
Alam telah banyak bercerita
Tentang batu-batu yang tak bersuara
Jika ia seorang lelaki maka ia diam
Layaknya pengelana malam
Di pantai di mana ombak berkejaran
Buih-buih putih berlarian
Tubuhnya bergeming tak terbantahkan
Diterjang asin lautan
Angin bergemuruh di daun-daun nyiur
Membuatnya berontak terpekur
Layaknya anak kecil dengan gulali
Menatap tanpa mampu membeli
Bilamana air pasang hingga kepala
Diselimuti tubuhnya oleh hening belaka
Sebagaimana mata remaja dikehampaan
Terkurung dari masa kegundahan
Di malam seputih perak
Cahaya bulan bersinar terang
Bayangnya tak bergerak
Bagai tugu hantu yang menantang
Pun surut hingga jauh tak berair
Bongkahannya hanyalah gagu
Tanpa tetesan air mata yang mengalir
Nampak bukit-bukit mengadu
Orang bilang ada pula mercusuar
Berdiri di sela-sela pepohon
Memancarkan sinar ke luar
Namun ia pun tak peduli dan memohon
Keadaan telah buat hatinya membatu
Mengeras dan cadas
Tak lunak seperti air membeku
Kokoh dan seakan ganas
Kesepian telah jadi satu
Keheningan yang tersembunyi
Bibir membiru dan bisu
Seketika mati dan sunyi
Jika pekuburan ialah nisan
Luas diam dan menggigil
Berlumut tanpa tangisan
Hanya misteri datang memanggil
Helen Keller pun jadilah ia
Pada kertas yang tertulis
Berkata-kata panjang maha raya
Tercetak dengan tinta nan kalis
Begitu anggun dan menawan
Terlihat juga tertawan
Pun terlalu jauh untuk engkau
Oleh bibir dan telinga menjangkau
KDI/11/01/2017
Comments
Post a Comment