Kampung Halaman Jalan lapang dan berkelok ini adalah rambutmu yang panjang dan elok Ujungnya adalah rumah masa lalu yang telah lama tanggal dari waktu tak ingin tinggal lebih lama karena hari pun turut berlalu jadi dahulu Masa kekanak kini pudar seakan berenang di bola matamu datang bagai gelombang purba lama mengembara Masih terdengar suara anak-anak di sesela bambu masa lalu, lalu engkau mencari-cari, namun hanya ada aku di pangkuanmu. Anginnya masih sama seperti dahulu katamu namun kini lebih hangat karena ada aku di sisimu Airnya setiris embun di pagi buta meski tak tak lagi meniris air mata di malam kelam karena kita menghapusnya dengan senda gurau belaka Suara adzan masih menyentuh dinding dinding kamar yang menggigil oleh kantuk Atau bunyi-bunyian besi yang dipukul oleh santri jaga malam kadang mengejar tahajud disenyap pohon cemara Aroma masa lalu bagai cerita mengulang di jam jam yang berdetak mundur seakan menolak berdetik ke depan Namun kenyataan tak pernah mau me