Posts

Showing posts from August, 2018

Menjadi Tanah

Menjadi Tanah Aku akan terus menjadi bayanganmu meski sebaris titik hitam pada tonggak kayu Menghunus kuat di perut bumi, mencengkram dalam dan mengakar Menjadi karang di lautmu bertahan di pantai tempat gelombang bermuara Meski terkikis asin dalam keterasingan pandang Aku ingin menjadi pohon rimbun tempat buah berbunga serta serangga bercengkrama bebas Meski hujan datang membadai menggoyangkan resah batangmu AKU. Aku ingin menjadi waktu tiap saat mengitarimu Meski raga lapuk termakan rayap hingga tak lagi berbentuk jadi tanah 27 Agustus 2018 D_

Habibatiku

Habibatiku Engkau adalah puisi yang belum sempat tertulis Lembaran kertas yang menanti aku sebagai pena 'tuk merangkai kata Sejarah masa depan yang akan menjadi masa laluku Tentang kisah kasih yang akan menjadi novel di masa lain Meski ribuan paragraf mengulang kata kesedihan namun engkaulah kebahagiaan di bab akhirnya Engkaulah sebuah koma, dalamnya berderet huruf tentang kita Berharap hadirmu keindahan itu sendiri terbaca meski tak terkatakan Bahkan dalam tiap halaman buku itu akan tertulis namamu namaku bahkan nama anak kita Kitalah karya Tuhan yang paling megah cerita sejati yang takkan pudar meski kita bukan lagi sebuah kata-kata ..., bukan lagi sebuah kata-kata .... 27 Agustus 2018 D_

Jemuran

Jemuran Entah berapa lama lengan ini menjadi gantungan baju Sementara engkau tak ubahnya abaya panjang dan baru Engkau dengan segala kisahmu, canda, manja dan rindumu Bergoyang seirama nyanyian angin yang datang tak ubahnya candu Hingga tali jemuran tak kuasa menahan cemburu Demi kita yang bergelayutan di udara bebas saling deru 27 Agustus 2018 D_

Uhibbuka Fillah

Uhibbuka Fillah (Buat E, doa yang kupanjatkan sepanjang waktu) Bayangkan aku rerumputan merayap menampung tiap kuntum merahmu. Beri warna hari yang tak pernah pudar di antara cokelatnya tanah lalu hijaunya dedaunan. Reranting kecil layaknya jemari rinduku yang takkan mampu melepas kebas rimbunan mekar bunga hatinya. Bahkan angin dan burung terkadang menggoda disesela sepoi teduhmu. Kudambakan engkau rumah berpintu merah berjendela biru yang selalu kutiupkan hawa segar di ruang-ruang sepimu. Akulah jejak yang akan meratapi segenap ubin dan tembok, menelusuri kamar bersprei biru. Lalu sajadah terbentang ke arah Barat ketika cintamu bersujud sepanjang waktu. Begitu pula cintaku terhanyut dalam lantunan surat yang kita baca bersama atas nama Allah. 27 Agustus 2018 D_

Di Dapur Kita

Di Dapur Kita (Buat Habibatiku) Selalu ada tangan yang melingkar dipinggang Merehatkan sejenak penat di lengkung lehermu yang jenjang Sementara jemarimu bergerak bahagia di atas piring dan gelas Kudengar dentingannya bernada cinta antara sabun dan air yang tak lagi cemas 27 Agustus 2018 D_